Mohon tunggu...
Anifatun Mu'asyaroh
Anifatun Mu'asyaroh Mohon Tunggu... freelance -

Pengangguran yang gemar berkhayal. Penulis pemula-pemalu. Pembaca diam-diam. Saya cinta fiksi 💚...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wanita Biasa

22 Februari 2016   23:00 Diperbarui: 22 Februari 2016   23:08 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hai sayang, 
Aku wanita biasa 
Penikmat hangatnya senyuman 
Pembenci dinginnya pengabaian 

Seperti yang kukatakan, aku wanita biasa 
Terlalu tidak bisa untuk menjadi luar biasa 
Terlalu tersiksa untuk berubah dari hal yang sudah terbiasa 
Bolehkah aku menyayangimu dengan cara biasa? 

Aku masih yakin, aku wanita biasa 
Mengumpati para perayu dan pujangga 
Menghindari tawaran dan bahagia yang berlebihan 
Dan tetap saja aku terjatuh pada lubang-lubang yang sama 
Bolehkah aku memperhatikanmu dari dalam lubang tempatku bersemayam? 

Aku bersikeras, aku wanita biasa 
Menekankan pisau lipat pada urat takdirku yang biasa 
Meneriakkan makian dan tuntutan akan kehidupan yang luar biasa 
Dan di sini aku ditampar ironi, mendorongku menjual diri tanpa label harga 
Bolehkah aku tetap mengingatmu dengan peranku sebagai wanita biasa? 

Aku kira, aku bukan lagi wanita biasa 
Penipu, perekayasa romansa 
Pendusta, pembolak-balik kata 
Pengkhianat, pelanggar janji dan ikrar 

Aku kira, aku memang bukan wanita biasa 
Lebih rendah dari rendahan 
Lebih murah dari murahan 
Lebih kecut dari pengecut 

Wanita biasa 

Bahkan lencana wanita biasa 
rasanya begitu berat untuk tersematkan 
Sepertinya aku telah menjanda 
Bahkan sejak sebelum aku sadar  
Bahwa aku adalah seorang wanita 

 

(Depok, 2014)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun