Mohon tunggu...
aurielya as
aurielya as Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Bersabarlah, karena bersabar adalah sebuah pilar keimanan

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Bermain Layangan Di Massa Covid-19

25 Juni 2020   11:24 Diperbarui: 25 Juni 2020   11:25 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bermain layang-layang merupakan hobi semua orang khususnya kalangan remaja sampai dewasa. Dari berbagai macam bentuk,warna serta corak yang menambah daya tarik peminatnya. Layangan sendiri terdiri dari banyak jenis. Ada layangan kecil dan aja yang besar. Layangan besar seperti layangan sawangan dan layangan nogo (naga). Layangan kecil terbuat dari bambu, benang, kertas minyak dan lem perekat. Cara membuatnya pun cukup mudah. 

Sehingga banyak orang dapat menghasilkan layangan yang banyak setiap harinya. Harga layangan kecil pun cukup murah. Hanya dengan  mengeluarkan uang sebesar Rp. 2000 saja sudah mendapatkan layangan.

Ada juga orang yang menambahkan suara ataupun lampu pada ujung atas layangan,serta menambahkan ekor pada ujung bawah layangan supaya dapat menarik perhatian orang lain dan tentunya berbeda dengan yang lain. Di massa pandemi Covid-19 ini banyak masyarakat yang memanfaatkan waktu luang dengan bermain layang-layang. Masyarakat berbondong-bondong menerbangkan layangan di sawah, pantai, ataupun tempat yang luas.

Serta masyarakat ada yang membuat dengan berbagai macam karakter yang unik dan lucu. Bermain layangan mengingatkan kita pada masa lalu ketika kita duduk di sekolah dasar. 

Dulu layang-layang sempat tren di jamannya namun perlahan menghilang seiring berjalannya waktu karna tersingkir oleh mainan modern. Tetapi kini layang-layang kembali eksis. Khusus layangan yang besar seperti sawangan dan nogo dibandrol dengan kisaran harga Rp. 15 - 100.

Biasanya masyarakat menerbangkan layangan sekitar pukul 14.00 sampai 17.00 WIB. Teriknya sinar matahari tak menghalangi masyarakat untuk menaikkan layang-layang. Terkadang layang-layang yang sudah naik kemudian di jantur atau di tali pada pohon dan di biarkan semaleman. Layangan sawangan biasanya memakai bahan bekas kertas semen. Sedangkan layangan nogo biasanya menggunakan bahan kain yang di beri motif,gambar, dan bentuk sesuai yang di inginkan. Seperti hewan, hantu dan masih banyak lagi.

Benangnya pun memakai benang kenur sehingga layang-layang dapat terbang dengan gagah dan kuat. Bermain layang-layang selain untuk mengisi waktu luang di kala pandemi Covid-19 ini bermain layang-layang juga bisa menghasilkan keringat. Layangan biasanya diterbangkan mengikuti arah angin supaya layangan dapat terbang dengan sempurna. 

Mainan sederhana seperti layangan ini dapat di kreasikan dengan kekreatifan dari sang pembuat bahkan layangan juga bisa untuk di lombakan. Walaupun kini telah marak kembali namun kita harus tetap waspada dan berhati-hati terhadap benang layangan karena benang layangan bisa saja melukai kita karena ketajaman benang layangan. Beberapa hari yang lalu sudah ada orang yang terkena benang layangan dan menyayat bagian leher sehingga menyebabkan luka dan berdarah.

Tak hanya itu pada masa pandemi saat ini usaha kecil-kecilan seperti berjualan layang-layang lewat online ataupun offline bisa menjadi ladang penghasilan baru di massa pandemi Covid-19 ini. Untuk yang offline sendiri jika ingin memesan dan di antar ataupun ketemu harus mengikuti protokol kesehatan yang telah di tetapkan oleh pemerintah. Dan jika ingin pesan melalui online harus dengan rela hati bersabar karena di perlukan waktu yang cukup lama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun