Mohon tunggu...
Aurelius Teluma
Aurelius Teluma Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Lahir di Lato, Flores Timur, NTT, Belajar Filsafat & Teologi Sosial-Politik di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pascasarjana Ilmu Komunikasi di Fisipol UGM Yogyakarta. Cinta NKRI tanpa kaum oportunis!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membongkar Tahun Politik

22 Maret 2013   13:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:24 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Aurelius Teluma

Warga negeri ini rasanya sedang ramai-ramai menjadi naif. Semuanya dengan mudah mengamini wacana para elit politik bahwa tahun 2013 adalah Tahun Politik! Padahal, jika kita jeli, sebutan Tahun Politik itu hanyalah intrik dan pembodohan. Jika tahun ini adalah Tahun Politik, apakah tahun sebelum atau sesudahnya adalah tahun bukan politik, seperti tahun ekonomi, budaya, industri, dan sebagainya? Bukankah Tahun Politik yang dimaksud adalah tahun menyongsong pemilu 2014? Jika demikian, kita perlu membongkar wacana ini agar tak terjerat dalam pusaran permainan elit politik dan melupakan realitas keseharian yang justru sangat 'politis.'

Jika 'politik' yang dimasudkan adalah dinamika politik kekuasaan menjelang pemilu 2014 maka sebutan Tahun Politik bermakna tahun untuk hingar-bingar perlombaan wacana, strategi, bahkan tipu muslihat dan manipulasi demi memperkuat daya serta taji untuk mereguk suara sebanyak mungkin. Dan kini, baru saja memasuki bulan ketiga tahun 2013, pertunjukan pelampiasan hasrat kekuasaan dipertontonkan terang-benderang. Partai A sikut partai B, B sikut C, C melahap D, tetapi sesaat kemudian berkoalisi, lalu 'perang mulut' lagi, bergabung lagi dan pasti akan perang lagi. Di dalam satu partai sendiri ada juga sikut-menyikut, lalu lahirlah 'binatang-binatang' menyongsong pemilu seperti kutu loncat dan teman-temannya. Bahkan, ketika partainya dihujam berbagai badai, sang nahkoda utama NKRI pun menambah tenaga untuk menggenggam juga kemudi di partainya. Suhu politik memang memanas di tahun ini, tetapi apakah layak jika oleh karena itu kita menobatkan 365 hari ini menjadi tahun politik--versi perang perebutan kekuasaan tersebut?

Jika sejatinya politik adalah perihal tata kelola hidup bersama untuk kebaikan bersama (bonum commune) maka sangat disayangkan jika sebutan Tahun Politik 2013 hanya (sengaja) disematkan untuk politik dalam arti intrik menumpukkan kekuasaan. Dalam konteks bernegara, semua tahun adalah Tahun Politik; setiap bulan, minggu, hari, jam, menit, detik adalah bulan, minggu, hari, jam, dan detik untuk memperjuangkan kemaslhatan bersama alias Tahun Politik. Maka tetaplah mengingatkan bahkan menagih para elit yang sedang beradu strategi dan muslihat itu agar jangan menyempitkan makna sejati tahun politik! Jika mereka lupa, jangan pilih mereka pada pemilu 2014!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun