Mohon tunggu...
Aurelia Mca
Aurelia Mca Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sampai Kapan Budaya Korupsi Dipertahankan?

19 Februari 2018   21:52 Diperbarui: 20 Februari 2018   15:04 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Delfi.it

Pastinya kita sudah tidak asing lagi dengan yang namanya korupsi. Korupsi telah menjadi wabah penyakit di Negara Indonesia ini. Nampaknya, korupsi telah menjadi kebiasaan di bangsa ini dan lebih parahnya menjadi budaya yang tak pernah pudar. Apakah korupsi sudah dianggap suatu hal yang wajar dan dilegalkan di Negara kita ini?

Kita tahu bahwa hampir semua orang Indonesia memiliki pendidikan yang baik sehingga seharusnya memiliki pengetahuan yang cukup mengenai korupsi. Mereka juga telah diajarkan oleh guru mereka untuk tidak melakukan korupsi, namun sepertinya nasehat itu hanya lewat di telinga mereka.

Berdasarkan data yang saya ambil dari United Nations Population Division,Indonesia merupakan Negara dengan populasi terbanyak ke-4 dengan total penduduk 260.581.100 orang. Dengan jumlah penduduk yang sedemikian banyak, akan sangat merugikan bagi keuangan Negara jika hampir seluruh penduduknya melakukan korupsi.

Korupsi yang terjadi di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun dan berdasarkan Transparency International tahun 2016, Indonesia menempati posisi ke-90 dalam peringkat Indeks Persepsi Korupsi dengan skor 3,7. Hal ini tentunya membuat saya menjadi miris dengan kondisi yang kita miliki di Negara ini.

Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung Widyo Pramono mengungkapkan korupsi di Indonesia sudah merambah hingga daerah-daerah. Dalam praktiknya, kejahatan korupsi itu telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan, karena dilakukan dengan modus yang canggih dan sistematis.

Tidak usah mencari contoh korupsi yang besar, kita saja pasti juga pernah melakukan korupsi. Contohnya korupsi waktu, kita masuk sekolah pukul 7 pagi dan orang-orang yang telat tersebut juga dikatakan telah melakukan korupsi. 

Contoh lainnya yang mungkin tidak kita sadari adalah ketika kita naik angkot. Kita tidak mengetahui harga pasti yang ditetapkan oleh supir angkot sehingga bisa saja ia menetapkan harga perjalanan sesuai dengan kemauan ia sendiri.

Banyak sekali faktor yang menyebabkan orang tergoda untuk melakukan tindakan korupsi. Mungkin pada awalnya mereka merasa takut dan berhati-hati ketika melakukan korupsi, namun jika sudah dibiasa maka ketakutan tersebut akan hilang. 

Kemiskinan serta keadaan ekonomi yang mendesak tentu saja menggoda setiap orang untuk melakukan tindakan korupsi. Apalagi dengan adanya segala fasilitas dan teknologi membuat orang semakin mudah untuk melakukan korupsi.  

Masalah korupsi inilah yang menjadi tantangan bagi seluruh generasi muda Indonesia untuk menghentikan suatu kebudayaan buruk yang telah ada di Indonesia ini. Kita sebagai generasi penerus bangsa Indonesia ini tentu saja akan berusaha untuk memulihkan nama Indonesia yang jelek ini.

Kita yakin bahwa Indonesia mampu berubah untuk menjadi yang lebih baik. Sosialisasi mengenai korupsi ini juga sangatlah penting terutama bagi anak-anak muda karena pemikiran mereka masih mudah dibentuk. Iman yang kuat dari setiap penduduk Indonesia juga sangatlah penting untuk membantu memberantas korupsi yang ada di Indonesia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun