Part 1: Bayangan di Tengah Malam
Hujan deras mengguyur kota kecil itu, menciptakan alunan ritmis di atap rumah Andra yang sederhana. Andra baru saja pulang dari kantornya, letih setelah seharian bekerja. Saat membuka pintu depan, dia melihat cerminnya sekilas di ruang tamu, cermin tua yang diwariskan oleh neneknya. Ia merasa ada sesuatu yang berbeda malam ini, meski tidak bisa segera menebaknya. Sebuah kilat tiba-tiba menyambar, menerangi seisi rumah selama beberapa detik. Dalam kilatan cahaya itu, Andra melihat sesuatu yang aneh. Di cerminnya, ada bayangan. Sosok gelap yang tak ia kenali.
Terdiam sesaat, Andra berusaha memastikan apa yang baru saja ia lihat. Ia mendekat ke cermin, matanya terfokus pada bayangan yang telah lenyap. Hanya pantulan dirinya yang tersisa di permukaan cermin itu. Namun, jantungnya masih berdebar-debar keras. Apakah itu hanya imajinasi? Atau memang ada sesuatu yang menatapnya dari balik cermin.
Vania, istrinya, sedang tertidur di kamar ketika Andra masuk. Ia tak ingin membangunkannya, namun rasa penasaran tak membiarkan Andra tenang. "Ada yang aneh dengan cermin itu." pikirnya. Tapi malam sudah larut, dan hujan terus turun deras di luar sana. Ia memutuskan untuk menunggu hingga pagi sebelum menceritakan apa yang dilihatnya.
Pagi harinya, sambil menikmati secangkir kopi di ruang tamu, Andra akhirnya bercerita kepada Vania. "Aku tahu kedengarannya gila, tapi aku melihat bayangan di cermin itu semalam. Bukan bayanganku. Seperti... seorang atau sesuatu." Vania menatap Andra dengan rasa heran, namun ia tahu suaminya tidak akan membesar-besarkan hal tanpa alasan yang kuat.
"Cermin itu milik nenekmu, kan?" tanya Vania. "Apakah dia pernah bercerita tentang sesuatu yang aneh terkait cermin itu?"
Andra menggeleng pelan. "Tidak, hanya benda antik yang diwariskan turun temurun. Tapi aku selalu merasa ada sesuatu yang aneh dengan cermin itu."
Mereka memutuskan untuk melihat lebih dekat. Ketika Andra mendekati cermin itu lagi, sesuatu yang aneh terjadi. Permukaan cermin mulai bergetar, seolah merespons kehadiran mereka. Andra mencoba menyentuhnya. Saat jarinya menyentuh kaca, cermin itu tiba-tiba retak, membentuk lingkaran yang semakin lama semakin besar. Udara dingin menyelusup keluar dari retakan itu, membuat Vania menggigil. Mata mereka saling bertemu, dan tanpa sepatah kata pun, mereka tahu bahwa cermin itu bukan hanya benda biasa.
Siapa orang dibalik cermin itu? Lanjut part 2!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H