Mohon tunggu...
Auramanur Jafar Sidiq
Auramanur Jafar Sidiq Mohon Tunggu... Seniman - Calon Sejarahan dan Kolektor Property Antik

Kuliah di UIN JKT jurusan Sejarah Peradaban Islam dan sebagai Mahasantri di Ponpes Sulaimaniyah Ciputat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Konferensi Asia Afrika Perspektif Dosen Sejarah UGM Studi Hasil Diskusi Club Educator

17 Oktober 2021   18:59 Diperbarui: 17 Oktober 2021   19:04 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
“Bandung Spirit” yang mengangkat gagasan anti kolonialisme anti imperialisme dan perdamaian dunia yang luar biasa di tahun 1950-1960 an. 

Roeslan Abdulgani merupakan tokoh penting yang pertama kali memperkenalkan term “Bandung Spirit” di bukunya. Jadi menurut Roeslan Abdulgani mudahnya adalah anti kolonialisme, imperialisme dan upaya politik Asia- Afrika mendorong perdamaian. Kemudian dalam bukunya Ia menafsirkan spirit Bandung sebagai penolakan subordinasi ekonomi dan penjelasan budaya dari akar-akar utama imperialisme.

 Laura Bier (2010) dia mengatakan ada tiga komponen kunci dari semangat ini yang pertama dukungan terhadap gerakan kemerdekaan nasional yang kedua adalah penentangan terhadap kolonialisme, ekonomi, pengaruh budaya dan campuran tangan politik tidak langsung meskipun kita telah merdeka yang ketiga adalah exchange dan koperasi antara negara-negara Asia dan Afrika.

Meskipun negara-negara Asia dan Afrika setelah itu tidak ada lagi Konferensi yang dibicarakan namun dalam berbagai forum dan juga forum-forum aktif masih relevan dengan situasi yang kita hadapi saat ini. 

Intinya nasionalisme Indonesia bukanlah nasionalisme yang sempit, Ia adalah nasionalisme yang luas – nasionalisme yang muncul dari pengetahuan tentang tatanan dunia dan sejarahnya. Bung Karno ingin mendekolonisasi tatanan dunia lama dengan menciptakan tatanan dunia baru di mana negara-negara merdeka, berdaulat dan setara.

 “Mudah-mudahan penjelasan saya bisa sedikit memberikan gambaran tentang kompleksitas dari sejarah Konferensi Asia-Afrika itu sendiri terima kasih Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”. (tutup bapak Wildan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun