Mohon tunggu...
Aura Daraf
Aura Daraf Mohon Tunggu... Freelancer - a human being

Modernity Has Failed Us.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Luka Beta Rasa" sebuah curahan hati dari tanah yang pernah berkonflik

20 Oktober 2020   16:58 Diperbarui: 20 Oktober 2020   17:06 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: https://www.medcom.id/hiburan/film/wkBYq2gb-sisi-lain-tragedi-konflik-ambon-di-film-luka-beta-rasa

"Luka Beta Rasa"

Luka Beta Rasa menjadi film dokumenter pembuka Narasi Signature Series bertajuk The Invisible Heroes. Seri dokumenter The Invisible Heroes sendiri berkisah tentang para penyintas dari berbagai peristiwa.  

Film ini merupakan dokumentasi mengenai kejadian konflik yang terjadi di tanah mlauku pada tahun 1999-2002. Konflik kekerasan di Maluku yang sebagian besar terkonsentrasi di Ambon, adalah salah satu konflik yang paling dahsyat terjadi di Indonesia setelah kejatuhan rezim Soeharto. Konflik tersebut merenggut hampir 5.000 nyawa dari tahun 1999 sampai 2002 dan mengungsikan sepertiga dari penduduk Maluku dan Maluku Utara.  Konflik ini sering digambarkan sebagai permusuhan lama antara umat Muslim dan Kristen, walaupun kenyataannya lebih kompleks menyangkut etnis-politik, karena sebemarnya Akar konflik Ambon adalah  ketidakadilan baik secara ekonomi politik maupun sosial budaya, sedangkan pemicu konflik yang paling cepat membakar adalah isu agama.

Dari film documenter ini kita paling tidak mendapat gambaran sedikit mengenai kondisi para mantan pasukan anak anak yang ikut terlibat, menjadi korban dari konflik tersebut. Terdapat kurang lebih 4000 anak anak yang ikut terlibat yang berusia dari 7 sampai ddengan 15 tahun pada saat itu.  Ronald Regang yang merupakan salah satu mantan tentara anak ambon pada saat itu berusia 10 tahun menceritakan bagimana aksi saling serang dan bunuh antara umat Kristen dan muslim di ambon pada saat itu, ia sendiri tergabung ke dalam pasukan khusus bernama tim chicak (Cara Indah Citra Hidup Anak Kristen).  Disini kita bisa menyimak saat ia juga bertemu kembali mengunjugi orang maluku yang menjadi korban dan terlibat  dari konflik tersebut untuk kembali mengenang kejadian tersebut..  Ronals Regang bersama Wenand Salhuteru, Fibrian Matoke, Salfatoris Rerebain, Akbar Marasabessy, Mutalib Nahumarury, Amir Lestaluhu yang menceritakan tentang bagiaman mereka pada saat kecil terlibat dan ikut menjadi korban konflik di maluku, mulai ikut terlibat dalam merakit bom sampai ikut serta membunuh banyak orang orang dimana kejadian kejadian yang dialami mereka sampai sekarang tetap membekas di ingatan.

Dari apa yang disampaikan secara sebagian apa yg dialami para mantan tentara anak anak tersebut, bisa kita lihat bagimana mereka mengatakan bahwa alasan mereka untuk ikut terlibat karena atas apa yang mereka alami  mulai dari kehilangan keluarga, keadaan yang kacau balau terpaksa membuatmereka untuk ikut di depan perlawanan, bahkanmenurut perkataan fibrian matoke bahwa masyarakat disana menjadi tersulut juga atas dasar "agama" dan lainnya atau bisa dikatakan digunakannya simbol-simbol agama untuk membangkitkan sentimen agama dan etnis.

Dalam prosesnya ketika melihat peristiwa ini, meski secara resmi Perjanjian Damai(Malino) telah ditandatangani antara delegasi umat Kristen dan Muslim pada Februari 2002, tetapi pertikaian masih kerap terjadi terutaBahkan sampai tahun2011. Setelah melewati berbagai fase krusial hingga terwujudnya resolusi konflik, kini kawasan Maluku jauh  telah menemukan arti kedamaian. Bekas konflik secara fisik hampir sudah tak terlihat lagi, masyarakat pun telah hidup damai, walau sesekali terjadi gesekan, namun dengan cepat dapat diatasi, bukti bahwa ketahanan dan kemampuan masyarakat dalam mencegah dan mereduksi potensi konflik makin lebih baik. Fakta bahwa masyarakat di Kepulauan Maluku telah belajar banyak dari konflik yang pernah terjadi, bahkan saat ini tergolong sebagai daerah dengan indeks kebahagiaan tertinggi, setidaknya menurut Badan PusatStatistik (BPS) 2017. Situasi dan pencapaian yang fantastis bagi daerah yang pernah dilanda konflik. Namun hingga di titik ini, tentu ada banyak peran dan kontribusi dari berbagai individu maupun kelompok. Mulai dari yang mengupayakan resolusi konflik, maupun yang ikut menjaga dan merawat perdamaian dengan berbagai pendekatan. Dari film tersebut beserta ungkapan para mantan pasukan tentara tersebut kita tentu bisa belajar banyak dari tanah maluku  untuk menciptakan dn mempertahankan rasa kesatuan dan persatuan serta mencegah konflik untuk Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun