Mohon tunggu...
Aulya Noersamawati
Aulya Noersamawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Si letoy

Hanya perempuan biasa yang suka Kpop dan anime

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Seandainya Pintu Itu Dibuka

9 April 2022   11:10 Diperbarui: 12 April 2022   00:46 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (sumber: pixabay.com)

Seorang pemuda menjejakkan kaki di teras rumah besar nan mewah. Rumah itu berdiri di pinggiran desa, lekat dengan sawah dan perkebunan. 

Sebelum mengetuk pintu dia sempat melirik ke arah jendela. Wajahnya yang memancarkan aura kepolosan itu tampak kusam akibat debu sepanjang perjalanan. 

Menyadari hal itu, si pemuda lekas berbalik badan, dia menemukan keran air di taman dan memutuskan membasuh wajahnya di sana. Ini adalah hari pertamanya bekerja di rumah itu, ia tak boleh terlihat buruk. Setelah dirasa bersih, ia kembali ke depan pintu rumah.

Ketika hendak mengetuk, terdengar suara lirih meminta pertolongan di luar pagar. Karena penasaran dan khawatir, pemuda itu berlari menghampiri. Rupanya ada seorang wanita tua jatuh terjembab, kayu bakar yang dibawanya jatuh berserakan. 

Si pemuda kasihan, jadi dia membantu wanita tua itu berdiri, merapihkan dan membawa kayu bakarnya sekaligus mengantar pulang sebab wanita itu berjalan pincang dan di sekitar rumah ini tak ada orang lain.

Selang sepuluh menit, pemuda itu kembali ke rumah besar. Dia menjejakkan kaki di teras, tak sengaja melirik ke bawah dan terkejut menyadari sepatunya kotor oleh lumpur. Ini pasti karena dia melewati jalan yang becek saat mengantar wanita tua. 

Sedikit panik, pemuda itu turun dari teras, mencari kain pel yang untungnya ada di samping rumah. Setelah membersihkan lantai, si pemuda kemudian membersihkan sepatunya.

Tapi ketika akan memakai sebelah kanan, seekor anjing tiba-tiba saja berlari mendekat dan menggigit sepatunya lalu membawa benda itu kabur. Si pemuda berteriak dan mengejarnya. 

Mereka berputar-putar di halaman, lalu akhirnya anjing itu keluar halaman. Si pemuda benar-benar merasa frustasi sampai nyaris menangis. Ia tak mungkin melamar kerja dengan satu sepatu saja. Sang pemilik rumah pasti akan langsung mendepaknya.

Si pemuda meminta bantuan pada pria di pematang sawah untuk menghadang anjing itu. Berkat kerja sama keduanya, anjing itu tertangkap dan sepatu berhasil didapatkan. Meski anjing itu nakal, tapi si pemuda tetap melepaskannya dengan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun