Saya beri contoh, apakah cocok jika "Skandinavia" atau "Nordik" dijadikan nama ibu kota baru Swedia? Atau apakah tidak keliru jika kata "Arab" dijadikan nama kota, misalnya sebagai ibu kota Mesir?
Saya ambil contoh ini karena ada kecocokan istilah Nusantara dengan istilah Skandinavia dan Arab.
Nusantara, dalam dunia modern kini mencakup setidaknya 6 negara di Asia Tenggara. Skandinavia atau Nordik, setidaknya mencakup 5 negara di Eropa Utara: Swedia, Finlandia, Norwegia, Denmark, Islandia.
Begitu juga Arab, yang kini terbagi menjadi 24 negara.
Kekhawatiran saya tentang penamaan Nusantara sebagai ibu kota tidak lain karena juga bagaimana kita melihat Amerika dan Jerman.
Makna kata Amerika dan Jerman menjadi "mengecil" secara geografis seiring waktu, terutama di dunia modern saat ini.
Coba saja, jika kita menyebut Amerika, yang pasti terlintas pada pikiran kita atau bahkan masyarakat global adalah sebuah negara. Padahal Amerika lebih tepatnya adalah sebuah benua. Meski, secara resmi negara yang kita maksud adalah Amerika Serikat (USA).
Atau juga dengan Jerman, yang kini hanya dianggap sebatas negara Jerman. Padahal kata "Jerman" sendiri berasal dari suku Jermanik yang populasinya tersebar di Eropa.
Contohnya seperti: Belanda, Denmark, dan Inggris. Secara historis mereka juga berdarah Jermanik.
Pengakuan ini bahkan tertulis dalam lirik lagu kebangsaan Belanda, Het Wilhelmus:
"Wilhelmus van Nassouwe ben ik, van Duitsen bloed", Wiliam dari Nassau, Adalah aku, yang berdarah Jermanik.