Mohon tunggu...
A.RN
A.RN Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

City life enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sebenarnya Ini Langkah Sederhana agar Kita Tidak PSBB Lagi

17 September 2020   17:30 Diperbarui: 18 September 2020   17:07 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di dalam MRT Jakarta selama PSBB Berlangsung (Dokumentasi pribadi)

Saya rasa ini sudah menjadi aktivitas kita sehari-hari ya, namun sayang masih banyak yang kurang tahu atau bahkan lupa dengan pola penyebaran Covid-19 itu sendiri.

Guys, Covid-19 tidak menyebar lewat udara terbuka, justru lewat kontak sesama manusia dan udara tertutup. Untuk itu mengapa Physical distancing diterapkan. Ini lho awal-awal berita yang kita dapatkan dulu pada awal tahun.

Di lingkungan saya, Jabodetabek, warga hingga sekarang masih patuh dengan protokol menggunakan masker. Tapi mereka:

  1. Sudah tidak menerapkan lagi physical distancing, peraturan jaga jarak cuma patuh di dalam Transportasi umum KRL Commuter Line, MRT, dan Transjakarta.
  2. Melepas masker di ruangan, seperti di dalam kantor atau ketika di dalam mobil bersama teman-teman.

Poin kedua tersebut sering saya lihat dari instastory teman-teman saya yang sudah mulai kembali bekerja di kantor (WFO) atau yang traveling.

Maka tidak heran, kasus Covid-19 marak di kluster kerja. Mereka hanya pakai masker di jalan, tapi sebenarnya virus lebih mudah tersebar di dalam ruangan tertutup.

Situasi Antrian KRL Commuter Line di Bekasi -- Dokumentasi Pribadi
Situasi Antrian KRL Commuter Line di Bekasi -- Dokumentasi Pribadi

Bukan berarti bahwa seharusnya kita tidak perlu pakai masker di luar ruangan ya, kita tidak pernah tahu apakah orang yang jalan di depan kita sedang sakit hingga menularkan virusnya.

Gimana kalau mau lepas masker di outdoor? Ya pastikan kita hanya sendiri di alam! Intinya hindari kerumunan saja. Sepertinya kita perlu menyimak kembali pidato menteri kesehatan Singapura beberapa waktu lalu:

Terapkan Kembali Karantina Mandiri

Pasien orang tanpa gejala (OTG) dan pasien reaktif hasil rapid test Covid-19 melakukan senam pagi bersama relawan dan tenaga medis di Rumah Singgah Karantina Covid-19, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (27/5/2020). Rumah Singgah Karantina Covid-19 ini merawat 33 pasien OTG Covid-19 dan 12 orang reaktif hasil rapid test.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)
Pasien orang tanpa gejala (OTG) dan pasien reaktif hasil rapid test Covid-19 melakukan senam pagi bersama relawan dan tenaga medis di Rumah Singgah Karantina Covid-19, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (27/5/2020). Rumah Singgah Karantina Covid-19 ini merawat 33 pasien OTG Covid-19 dan 12 orang reaktif hasil rapid test.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)
Pelonggaran PSBB beberapa waktu lalu membuat banyak warga bepergian keluar kota dengan mudah. Padahal ini berbahaya, apalagi mengingat gejala Covid-19 semakin sulit dideteksi.

Untuk itu, anggaplah masing-masing kita semua adalah pembawa virus atau OTG. Jadi kita semua sadar diri untuk selalu menjaga jarak dengan orang lain agar kita tidak menularkan mereka.

Jangan ikut kumpul-kumpul dulu, apalagi kumpul di mal dan ruangan tertutup.

Jika dari luar kota, karantina dirimu sendiri selama dua minggu! Tidak mau? Siapa suruh main-main ke luar kota?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun