Mohon tunggu...
A.RN
A.RN Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

City life enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Daniel Isn't Real", Beginikah Rasanya Mengidap Skizofrenia?

14 Desember 2019   02:04 Diperbarui: 14 Desember 2019   03:00 2863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Samuel Goldwyn Films

Pernahkah kamu kesepian dan berpikir seandainya mempunyai sosok yang terus menemani diri kita. Seperti teman hidup untuk bercerita, menemani kita ke mana saja, dan menghibur kita kapanpun?

Namun sosok itu adalah rahasia, orang lain tidak perlu tahu betapa berartinya dia bagi kita terlepas apakah dia itu nyata atau tidak.

Saya pribadi, terkadang menginginkan untuk memiliki "teman rahasia". Ketika merasa orang-orang dan dunia menyudutkan saya, saya berharap ada sosok yang hadir dan mampu menghibur, seperti tiba-tiba muncul untuk menolong saya dan berdiri di samping saya.

Katakanlah sosok itu sebagai teman imajiner.

Daneil Isn't Real, Mengubah pikiran saya tentang adanya teman imajiner

Daniel Isn't Real dalam premiere screening di FX Sudirman, Jakarta (dokumentasi pribadi)
Daniel Isn't Real dalam premiere screening di FX Sudirman, Jakarta (dokumentasi pribadi)
Tentu saja, semua ada sisi baik dan buruknya. Sama seperti teman imajiner tersebut, sekilas punya teman sejati adalah sebuah kebahagiaan. Kita bermain, tertawa, kita selalu bersama, tidak pernah kesepian lagi.

Seperti jodoh memang, ketika sudah menemukan pasangan dan menjadi suami atau istri, akan hidup bersama hingga akhir hayat.

Tapi bedanya, jika teman imajiner, ketika kita sudah punya pasangan hidup pun sosok itu tidak pernah lepas dari kita. Sosok itu terus mendampingi hidup kita.

Nah loh! 

Seperti inilah yang ditunjukkan dalam film "Daniel Isn't Real", Film ini mengisahkan tentang kehidupan Luke yang semenjak kecil ia adalah seorang anak yang kesepian.

Luke tumbuh dari keluarga yang broken, Ayah dan ibunya sering bertengkar hebat, memberikan pengalaman trauma dan tekanan dalam kesehatan mentalnya.

Hingga pada suatu hari yang mencekam karena ada kasus penembakan massal di sekitar rumahnya, Luke berkenalan dengan seorang anak kecil bernama Daniel ketika ia bermain di taman sendirian.

Awalnya, Luke tidak menyadari bahwa Daniel sebenarnya merupakan sosok tidak kasat mata. Hingga ibunya mengajak Luke untuk pulang dan menyadarkan Luke bahwa dirinya tidak bersama seorang pun di Taman itu.

Namanya juga anak kecil yang sedang keasikan bermain, Luke tidak mau diajak pulang, ia meminta izin untuk mengajak Daniel pulang bersamanya.

Ibunya pun memaklumi, berpikir bahwa anak kecil punya imajinasi, sehingga tidak mempermasalahkan hal itu.

Daniel pun menjadi bagian hidup Luke....

Setiap hari mereka bermain, Luke berubah menjadi anak yang ceria, tidak pernah murung walau orangtuanya sedang bertengkar. Daniel selalu ada untuknya.

Namun Luke tidak bisa membedakan kenyataan dan imajinasinya lagi. Daniel perlahan mempengaruhi pikiran Luke dan berkuasa atas itu.

Dari peristiwa Luke yang hampir membunuh ibunya atas perintah Daniel, Ibunya kemudian sekuat tenaga menyadarkan Luke bahwa Daniel itu tidak nyata, Luke harus mengurung Daniel atas perbuatannya.

Ketika Luke beranjak dewasa, ia tidak bisa berdamai dengan masa kecilnya. Luke kerap mengingat peristiwa traumatis yang dibuat orangtuanya seiring pertumbuhannnya.

Hidupnya gelisah, Luke merasa sulit menjalani perkuliahan. Hingga Ia memutuskan mengunjungi terapis dan disarankan untuk menghidupkan kembali teman imajiner masa kecilnya, Daniel.

cuplikan film Daniel Isn't Real | sumber: imdb.com
cuplikan film Daniel Isn't Real | sumber: imdb.com
Dengan kepribadian Daniel yang lebih percaya diri, Ia membantu Luke untuk menyelesaikan masalah dan mencapai keinginannya.

Seperti bagaimana membuka hubungan asmara dengan wanita, Daniel membantu Luke membangun kepribadiannya menjadi cerdas, humoris, dan menarik.

Ketegangan terjadi ketika Daniel berubah menjadi sosok yang psikopat, menakutkan Luke, dan berusaha menghancurkan pikiran Luke.

Daniel seolah menjadi wujud dari pikiran jahat dan liar dalam kehidupan Luke yang selama ini terpendam.

Tekanan hebat Luke alami ketika menolak perintah Daniel untuk berperilaku yang tidak sesuai hati nuraninya. Sehingga Luke mulai kehilangan kendali atas dirinya dan sulit mengeluarkan Daniel dari imajinasinya.

Luke tidak bisa menolak kenyataan Daniel, meskipun dia sadar bahwa Daniel bukanlah sosok yang nyata.

Gangguan mental ini yang menjadikan Luke divonis oleh terapisnya menderita Skizofrenia. Penyakit yang menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi dan perubahan perilaku.

Penderita kesulitan membedakan kenyataan dan pikirannya sendiri. Yang menakutkan, Skizofrenia adalah gangguan mental yang tidak dapat disembuhkan.

Sehingga pengidap penyakit ini sangat butuh bimbingan dari orang sekitar dan lingkungan untuk menghalangi risiko kejahatan akibat perubahan perilaku itu.

Sedihnya, Luke menanggung ini sendirian. Kekasihnya pun awalnya tidak bersedia membantu Luke untuk menyingkirkan Daniel. Sementara ibunya berada di rumah sakit jiwa karena depresi berat yang dialaminya bertahun-tahun.

Film ini berdurasi 96 menit dan bisa kita sebut perpaduan antara genre Thriller dan Horor.

Karena fenomena teman imajiner, menurut saya bisa dikaitkan dengan pengalaman mistis. Seperti kita ditampakkan sosok makhluk gaib yang kemudian mengikuti kita.

Hingga untuk memisahkan sosok tersebut, kita membutuhkan pemuka agama. Seperti halnya dalam film ini, wujud Daniel sebenarnya adalah sosok iblis yang tampilannya menakutkan. 

Namun, jika berbicara secara psikologi, Depresi yang dialami Luke adalah penyebab kemunculan Daniel.

Daniel Isn't Real merupakan film adaptasi dari novel "In This Way I Was Saved" karya DeLeeuw.

Dengan pengemasan yang baik, alur film ini sulit ditebak! Saya bahkan menjadi terbawa kebingungan yang diderita Luke.

Film ini sempat masuk dalam beberapa nominasi dan menerima penghargaan berikut:

  • Horror Feature Competition dalam kategori Best Feature dan sutradara terbaik di Brooklyn Horror Film Festival (2019)
  • Bucheon Choice Award dalam kategori sutradara terbaik dan nominasi Best Feature Film di Bucheon International Fantastic Film Festival (2019)
  • Nominasi Nascisse Award dalam kategori Best Feature Film di Neuchatel International Fantastic Film Festival (2019)
  • Aktor Terbaik dan nominasi Official Fantastic Competition dalam kategori Best Motion Picture di Sitges -- Catalonian International Film Festival (2019)

Hanya ada di Mola TV

Film Daniel Isn't Real tayang pertama kalinya di Indonesia pada 10 Desember 2019 kemarin. Film ini terbilang sangat anyar, karena di USA pun baru ditayangkan ke publik pada 6 Desember lalu oleh distributor film Samuel Goldwyn Films.

Tayangan perdana (Premiere Screening) di Indonesia tersebut diselenggarakan oleh Mola TV di Rumah Kreasi, CGV FX Sudirman, Jakarta.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Premiere Screening ini kemudian dilanjutkan dengan diskusi bersama aktris Adinia Wirasti yang dikenal namanya melalui film AADC dan Critical Eleven, Sutradara/Penulis skenario/ produser Kimo Stamboel, dan Perwakilan Mola TV Mirwan Suwarso.

Adinia Wirasti hadir dalam screening film
Adinia Wirasti hadir dalam screening film
Dalam sesi diskusi, Adinia Wirasti memuji peran aktor Miles Robins dan Patrick Schwarzenegger yang menonjolkan karakter mereka.

"Daniel Isn't Real sebuah Thriller movie dengan alur cerita yang unik, dikemas secara apik dan Adam Egypt Mortimer sebagai sutradara sangat paham ke mana dia akan membawa emosi penonton dengan alur cerita yang tidak mudah ditebak. Miles Robins dan Patrick Schwarzenegger juga sangat berpengaruh dengan peran yang bagus dan menonjolkan karakter mereka masing-masing. Untuk para pecinta thriller movie harus menonton film ini", ujarnya.

Film ini merupakan film box office USA yang tidak tayang di bioskop-bioskop Indonesia. Daniel Isn't Real hanya tersaji secara ekslusif di Mola TV.

Untuk menikmatinya, kita bisa download aplikasi Mola TV di smartphone.

Mirwan Suwarso menjelaskan bahwa tayangan film Mola TV berkualitas karena diseleksi dengan baik.

"Setiap bulannya, Mola TV akan merilis dua film Hollywood yang telah dikurasi secara selektif. Jadi pengguna bisa menyaksikan film-film secara gratis melalui aplikasi Mola TV maupun perangkat Mola Polytron (untuk streaming box dan smart TV)", katanya.

suasana screening film bersama para media dan komunitas pecinta film di CGV FX Sudirman, Jakarta (dokpri)
suasana screening film bersama para media dan komunitas pecinta film di CGV FX Sudirman, Jakarta (dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun