Mohon tunggu...
Auliya WahyuLarasati
Auliya WahyuLarasati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa Ilmu Komunikasi yang suka jalan- jalan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menikmati KRL dan Kota Solo

8 April 2021   09:34 Diperbarui: 8 April 2021   09:48 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Fasilitas KRL (Kereta Rel Listrik) kini sudah merambah ke DIY dan Jawa Tengah. Antusiasme masyarakat yang besar untuk menjajal KRL menimbulkan keramaian di stasiun. Walau kasus covid-19 terus mengalami peningkatan tidak menyurutkan niat masyarakat untuk mencoba fasilitas baru tersebut. Apalagi dengan harga tiket yang hanya  Rp 8.000 untuk sekali perjalanan. Tetapi untuk perjalanan perdana calon pengguna diharuskan membuat KMT (Kartu Multi Trip) seharga Rp 30.000.

Dengan harga terjangkau kita bisa merasakan sensasi  nge-trip yang nyaman dan aman. Dari pengalaman saya naik KRL sangatlah nyaman sekaligus pengalaman baru, mungkin karena selama ini saya tinggal di desa. Isi di gerbong KRL juga sangat berbeda dengan kereta jarak jauh lainya. Walaupun kemarin saat saya nge-trip ke Solo sempat tidak kebagian tempat duduk karena waktu itu saya berangkat akhir pekan pada hari sabtu.

Meski begitu KRL sangatlah worth it  dijadikan pilihan transpotasi jika ingin sekedar melepas penat dari segala aktivitas hiruk-pikuk pekerjaan. Menurut saya lebih seru menggunakan transpotasi umum karena membantu mengurangi kemacetan dan kepadatan jalan, kita juga tidak terlalu kelelahan saat perjalanan dan tentunya juga bisa menghemat pengeluaran dan masih banyak keuntungan lainnya.

Tips buat kalian yang pengin nge-trip naik KRL bisa nih kalian datengnya jangan mepet-mepet, karena sepengalaman saya kemarin kalian bakal nggak kebagian tempat duduk dan ujung-ujungnya berdiri 1 jam sampai Solo. Saran  berikutnya jangan bawa barang yang terlalu ribet karena kalian bakal susah gerak apalagi jika niatnya ingin liburan akhir pekan

Setelah 1 jam melakukan perjalanan dari stasiun tugu Yogyakarta akhirnya saya pun sampai di stasiun Solo Balapan. Saat pertama kali menginjakkan kaki disana saya takjub dengan fasilitas dan bangunannya, bangunan di Solo Balapan cukup luas dan mewah untuk standar stasiun. Jangan takut tersesat karena disana terdapat plang petunjuk jalan.

Tujuan saya ke Solo waktu itu hanya sekedar jalan-jalan melepas penat dari tugas kuliah yang menumpuk. Saya ditemani teman kala itu, tujuan pertama adalah makan siang di Viens Selat. Lokasinya ada di Jl. Hasanudin No. 99 D/E, Punggawan, Kec Banjarsari, Kota Surakarta. Menu utamanya tentunya Selat Solo, nah disini saya memesan Selat solo daging cincang yang didampingi Es Teh. kelembutan daging dan kuah selat yang kental dengan cita rasa gurih manis menjadi satu sehingga membuat pas cita rasanya.

Setelah memanjakan lidah dan puas makan kami berdua melanjutkan agenda selanjutnya yaitu Taman Balekembang. Namun sayangnya tutup karena pandemi, akhirnya memutuskan untuk mengubah rencana dan setelah berdiskusi keputusan kami berlabuh ke Pasar Klewer.

Jarak Taman Balekembang ke Pasar Klewer lumayan jauh, suasana kota solo waktu itu cukup padat. Cuaca hari itu juga cukup panas. Sepanjang perjalanan saya menikmati keindahan dan kerapian kota  solo. Saya merasakan senang saat berada di kota ini, bahkan  mungkin berani menjamin orang yang mengunjungi kota Solo pasti betah dan nyaman.

Oke kembali ke topik, setelah saya mengendarai motor selama 15 menit akhirnya sampailah di bangunan yang besar dengan desain klasik bercampur sedikit nuansa modern. Perasaan saya saat itu senang dan takjub dengan luasnya Pasar Klewer. Sebelum hunting berbelanja saya memutuskan untuk sholat dzuhur, nah kebetulan didekat pasar terdapat masjid agung. Faktanya jika ada masjid agung pasti didekatnya terdapat alun-alun. Benar saja sontak saya melihat pemandangan berupa keramaian.

Setelah selesai menunaikan sholat, saya memulai penelusuran di pasar klewer, waktu itu saya berharap kalau saya harus membeli dan membawa pulang belanjaan dari sini. Pintu masuk menyambut kedatanggan kami sekilas saya lihat beberapa helai pakaian kekinian. saya merasa tertarik tapi tak mau membelinya. 

Pasar Klewer terkenal dengan batik dan Dasternya, tersedia berbagai macam kualitas. Harganya juga sangat ber-variatif dari yang murah sampai yang mahal pun ada. Setelah puas berkeliling kami memutuskan untuk keluar karena haus kami memutuskan untuk membeli es potong. Rasa yang menyegarkan seketika menyelimuti kerongkongan harganya juga sangat terjangkau jadi tidak perlu khawatir akan menguras kantong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun