Mohon tunggu...
Auliya Ihza H
Auliya Ihza H Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kirab Budaya Modern Untuk 64 Kulonprogo

16 Oktober 2015   08:14 Diperbarui: 16 Oktober 2015   08:22 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabupaten Kulon progo merupakan salah satu dari 5 kabupaten di kota Yogyakarta.  Terletak sekitar 25 kilometer sebelah barat daya kota Yogyakarta.  Kabupaten Kulonprogo relatif mudah dijangkau dengan melalui jalur darat karena letaknya yang berada ditengah pulau Jawa.  Di Kulonprogo juga terdapat sebuah stasiun dan terminal yang berada di Ibukota kabupaten ,  yakni stasiun Wates dan terminal Wates. Beberapa wacana mengenai Kulonprogo juga membahas mengenai rencana pembangunan bandara di Kulonprogo. Adanya bandara ini tentu mempermudah wisatawan Yogyakarta yang ingin langsung menuju ke Kulonprogo.

 Dan tentu bisa menarik lebih banyak wisatawan baik domestik maupun dari luar,  dan sangat menguntungkan wisatawan yang memiliki sedikit waktu untuk berlibur sehingga tidak hanya tempat wisata dekat di kota Yogyakartanya saja,  namun tempat-tempat wisata di kabupaten Kulonprogo yang tak kalah indahnya juga bisa dinikmati. Sayangnya, rencana pembangunan bandara memperoleh sejumlah kritikan dan penolakan dari masyarakat Kulonprogo sendiri.

Setiap tahunnya, kabupaten Kulonprogo selalu mengadakan event tahunan seperti dalam rangka merayakan hari jadi kabupaten Kulon Progo.

Tahun ini pemerintah kabupaten Kulon Progo menyelenggarakan sebuah parade kirab budaya dengan jargon Festival Budaya Menoreh dalam rangka memperingati hari jadi Kulon Progo yang ke-64 bertepatan juga dengan tanggal 1 Muharram 1437 H.

Kirab yang diikuti sekitar 30 peserta dengan perincian 20 kontingen dari seluruh kabupaten Yogyakarta dan Jawa Tengah dan 10 komunitas fashion , juga dimeriahkan dengan grup marching band AAU Yogyakarta. Kirab Budaya dimulai dari Universitas Yogyakarta (UNY) Wates, lalu kearah barat menuju Alun-alun Wates, kemudian menuju ke persimpangan kereta api , menuju ke desa Driyan, melewati Pasar Wates, ke timur dan berakhir di halaman DPRD Kulon Progo. Kirab ini di mulai sekitar jam 2 , namun sejak jam 13.00 peserta sudah menyiapkan diri.

Kirab Budaya Menoreh ini dimeriahkan oleh Fashion Day Carnival dan didalamnya diikuti oleh kelompok desainer batik dan kesenian-kesenian unggulan se-DIY dan Jawa Tengah. Kirab ini diawali dengan penampilan dari peserta Marching band Angkatan Akademi Utara (AAU), lalu disusul dengan seluruh peserta yang memamerkan hasil kreativitas kreasi seni budaya khas tiap daerahnya masing-masing. Kebanyakan para peserta mengusung kesenian khas mereka ditambah dengan sentuhan modern didalamnya.

Beraneka macam kreasi seni ditampilkan dari berbagai daerah. Ada yang menampilkan reog ponorogo, berbagai pakaian adat dari daerah asal peserta,kuda lumping, ada juga gerobag sapi yang mengangkut hasil bumi seperti sayur-sayuran dan buah yang ikut berparade memeriahkan Kirab Budaya ini. Kirab ini ditutup dengan penampilan Gamelan Gelur Nusantara.

Rombongan ini berjalan dengan sukses dan mampu menyedot animo masyarakat sekitar .Ramainya masyarakat yang antusias dan ingin menyaksikan pawai ini berkerumun disekitar ruas-ruas jalan yang menjadi rute kirab. Banyak masyarakat yang sembarangan memarkir kendaraan mereka dan berkerumun saling desak demi melihat kirab ini.

Hal ini menyebabkan kemacetan di beberapa tempat , seperti di sekitar ruas jalan Diponegoro dan alun-alun Wates. Macetnya jalan Diponegoro memang sudah diperkirakan masyarakat dan panitia pelaksana festival sebelumnya. “Memang jalan ini adalah satu-satunya jalan . Tidak bisa ditutup meskipun sedang ada kirab. Jadinya ya macet.” ungkap Warsido,salah satu polisi lalu lintas yang ditugaskan di ruas jalan Diponegoro .

Ini menyebabkan carut-marutnya jalan Diponegoro. Masyarakat yang menonton di jalan ini pun merasa tidak bisa sepenuhnya bisa menyaksikan para rombongan. Mobil dan motor yang berlalu lalang, ditambah dengan masyarakat yang merangsek maju turun dari trotoar menambah ruwetnya jalan Diponegoro Kulonprogo kemarin siang.

Rabu,14 Oktober 2015 penulis kebetulan sedang berada di Kulonprogo dan menyaksikan kirab ini di ruas jalan Diponegoro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun