Mohon tunggu...
Auliyah Pertiwi
Auliyah Pertiwi Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswa Online

Pilihan adalah kehidupan maka dari itu pilihlah membaca sebagai kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fungsi Agama dan Hubungan dengan Hak dan Kewajiban Warga Negara saat Pandemi Covid-19

10 Juli 2020   03:45 Diperbarui: 10 Juli 2020   03:48 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Agama memiliki peran penting sebagai pegangan manusia di masa pandemi coronavirus. Dalam literatur antropologi misalnya, "agama sebagai sistem kultural". terkandung di dalamnya sistem simbolik manusia dalam menafsirkan dunia dan menjalani kehidupan mereka.

Dalam masa-masa seperti ini, agama memiliki peran signifikan sebagai penguat bagi manusia dalam menjalani berbagai tantangan kehidupan yang tidak biasa. Berbeda dengan coronavirus jenis sebelumnya yang transmisinya dari hewan ke hewan, virus jenis ini yang dikenal dengan covid-19 menyebar dari manusia ke manusia. Kehadiran coronavirus mulai bulan Desember 2019 lalu telah mengakibatkan 353.446 orang terinfeksi, dengan kematian 15.410, dan yang sembuh 100.614 orang (data Worldometers, per 23 Maret 2020 pukul 9:21 WIB). Dari jumlah ini, ada harapan bahwa jumlah orang sembuh itu lebih banyak ketimbang yang tidak.

Kehadiran coronavirus bisa disebut sebagai ujian bagi manusia. Seharusnya, peristiwa ini menjadikan manusia bekerja sama untuk menuntaskan wabah global. (Sejarawan Yuval Noah Harari) dalam tulisannya di Time "In the Battle Against Coronavirus, Humanity Lacks Leadership", berargumen bahwa solusi menuntaskan masalah ini membutuhkan dua hal: kepercayaan dan kerja sama internasional yang tinggi. Ketika pemerintah memaklumatkan bahwa kita harus isolasi diri di rumah maka kita harus lakukan itu semata-mata agar penyebaran virus ini dapat dikendalikan. Karena, jika tidak begitu dikhawatirkan jumlah penderita semakin tinggi sementara kemampuan rumah sakit dan tenaga kesehatan tidak mencukupi.

Namun, masalahnya kemudian, bagaimana dengan kelas menengah ke bawah yang penghidupannya ditentukan oleh sejauh mana dia bekerja setiap hari? Di sini perlu sekali adanya alokasi anggaran dari pemerintah kepada mereka. Atau, dalam kata lain, kegiatan yang tidak mendesak dalam mata anggaran bisa ditunda atau diganti saja dengan subsidi bagi rakyat banyak.

Peran agama pada masa pandemi Covid-19 ini, ialah mampu memberikan pandangan dunia kepada manusia dan berpengaruh pada kebudayaan manusia, mampu dijadikan sebuah aturan dalam berhubungan antar umat manusia dengan Tuhannya. Berikut ini ialah 3 fungsi agama dalam kehidupan kita pada masa pandemi covid-19 :

1) Sarana untuk keselamatan

Agama berfungsi sebagai jalan terbaik bagi penganutnya berhubungan dengan tuhannya agar dapat memohon dan mengharapkan keselamatan dari kejahatan yang terlihat maupun yang tidak nyata serta keselamatan dari ancaman api neraka akibat dosa dosa dimasa lalu. Seseorang yang memiliki agama maka dirinya memiliki tuhan untuk tempat berdoa, mengeluarkan uneg uneg dan memohon keselatan dunia akhirat. dengan begitu hati bisa terasa lebih tenang dan mendekatkan diri kepada sang pencipta merupakan cara agar hati tenang.

2) Sebagai jembatan perdamaian dunia

Karena ajaran agama yang selalu mengutamakan untuk selalu hidup berprilaku baik , saling menghormati dan menyayangi dengan orang yang beragama berbeda dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan dan sebagai alat untuk menuju perdamaian dunia. didunia memiliki tarusan negara dengan ideologi dan agama yang berbeda beda, tetapi semua negara dilandasi rasa saling menghormati hak asasi manusia , saling menghargai, mengutamakan persamaan derajat tapi tidak saling merugikan satu sama lainnya, menjauhi penghinaan atau penghujatan terhadap orang lain dan tidak saling merasa benar , maka perdamian dunia akan selalu tercipta hingga akhir jaman.

3) Sebagai alat untuk sosial

Dengan beragama manusia akan lebih peka, lebih cerdas dan lebih tanggap dalam menyikapi dan menghadapi masalah masalah sosial dimasyarakat, misalnya adanya kemiskinan, keadilaan, kesejahteraan rakyat, tentang hak asasi manusia  ataau tentang aktifitas yang berjalan pada jalan kemaksiatan agar segera ditertibkan dan dimusnahkan agar prilaku tersebut tidak menodai wilayah sekitarnya dan tidak lagi menjerat prilaku generasi berikutnya kearah yang penuh dosa.

Kepekaan tersebut dapat menyemangati orang orang agar tidak hanya berdiam diri saja menyaksikan hal hal yang tidak baik antara lain tentang ketidakadilan ditengah masyarakat, tentang prilaku menyimpang yang berkembang pada sistem kehidupan dimasyarakat. masyarakat yang memiliki agama ( walaupun berbeda beda) maka akan memiliki jiwa yang lebih peka dan cerdas untuk menolak semua peristiwa yang berbau ketidakadilan tersebut.

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan yang diampuh oleh Dr. Rosmawaty Hilderiah Pandjaitan,S.Sos.,M.T.,CPR.,CICS

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun