Mohon tunggu...
Aulina Shahdan
Aulina Shahdan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajabatan UNY/ Mahasiswa S2 UNY

Hobi membaca dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Isu Aktual Pembelajaran dan Asesmen di Sekolah

29 Januari 2023   15:21 Diperbarui: 29 Januari 2023   15:34 2544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Pendidikan memiliki peran penting dalam membangun peradaban manusia yaitu untuk  peningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan berkaitan erat dengan berjalannya pembangunan dalam suatu wilayah. Hal ini disebabkan karena sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu mempercepat pembangunan. Pada kenyataannya kualitas Pendidikan yang ada di Indonesia masih kurang jika dibandingkan dengan negara-negara maju di dunia. Berdasarkan  data, diketahui bahwa tingkat Pendidikan Indonesia berada pada urutan ke 54 pada tahun 2021 naik satu tingkat dari yaitu urutan 55 pada tahun 2020. Kualitas pendidikan negara maju jelas berbeda dengan kualitas pendidikan di negara berkembang. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki kualitas pendidikan yang masih rendah. Hal ini karena dalam pendidikan di Indonesia masih terdapat berbagai permasalahan yang tak kunjung terselesaikan. Permasalahan pendidikan tak lepas dari permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran dan asesmen yang dilakukan guru di sekolah. Berikut adalah beberapa isu proses pembelajaran dan asesmen yang menyelimuti dunia pendidikan di Indonesia:

  • Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan program baru yang diprioritaskan kementerian pendidikan dan kebudayaan, sehingga peserta didik dapat menerapkan, menghayati, dan memiliki karakter pendidikan yang sesuai dengan jati diri bangsa. Secara umum fungsi pendidikan karakter adalah untuk membentuk karakter seorang peserta didik sehingga menjadi pribadi yang bermoral, berakhlak mulia, bertoleran, tangguh, dan berperilaku baik. Sementara yang terjadi di Indonesia saat ini adalah pemahaman guru tentang konsep pendidikan karakter belum menyeluruh dan belum sesuai dengan yang diharapkan pemerintah. Guru belum dapat memilih nilai-nilai karakter yang sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Dalam hal ini guru belum bias secara maksimal menyisipkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran. Guru belum dapat menjadi teladan atas nilai-nilai karakter yang dipilihnya. Sebagai seorang guru sudah seharusnya mampu menjadi tauladan bagi peserta didik yang diampunya, seperti semboyan Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha yang berarti di depan memberikan contoh atau tauladan. Dengan adanya permasalahan- permasalahan tersebut maka guru harus banyak mengikuti pelatihan tentang pendidikan karakter supaya lebih paham terkait bagaimana menerapkan pendidikan karakter dalam pembelajaran sesuai harapan pemerintah. Peran pemerintah juga diperlukan untuk memfasilitasi pelatihan pendidikan karakter bagi guru. Perlu dilakukan identifikasi dan analisis mendalam terkait bagaimana pendidikan karakter seharusnya diterapkan. Mencari referensi lebih banyak terkait pendidikan karakter agar pemahaman tentang pendidikan karakter meningkat sehingga kualitas pendidikan juga ikut meningkat.

  • Berpusat pada peserta didik

Segala bentuk pembelajaran di kelas akan lebih baik apabila berpusat pada peserta didik. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah sebuah proses untuk mendorong peserta didik agar mampu terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik harus mempertimbangkan karakteristik peserta didik. Karakteristik peserta didik dapat digunakan sebagai dasar dalam merencanakan proses pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta penilaian pembelajaran atau asesmen. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan belajar seperti manajemen waktu, komunikasi, berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah. Yang terjadi dalam pembelajaran yang dilaksanakan di Indonesia, guru masih kesulitan untuk menyesuaikan waktu pembelajaran, guru belum sepenuhnya mampu beradaptasi dengan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sehingga masih sering menggunakan metode ceramah atau pembelajaran yang berpusat pada guru.Banyak guru yang masih berfikiran untuk sekedar menyelesaikan materi tanpa memperhatikan esensi dari materi yang diajarkan. Dari hal yang terjadi di atas direkomendasikan beberapa solusi untuk mengatasi hal tersebut antara lain: guru hendaknya mempelajari teknologi untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran yang inovatif. Guru hendaknya meninggalkan metode-metode pembelajaran kuno seperti metode ceramah yang membuat peserta didik kurang mampu mengeksplor pengetahuan yang dimilikinya dan berfikir kreatif serta kritis. Guru hendaknya fokus pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, bukan sekedar menyelesaikan materi. Guru hendaknya sering berinteraksi dengan peserta didik ketika proses pembelajaran, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih hidup. Selanjutnya adalah dengan memperluas wawasan terkait pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

Alternatif rekomendasi yang dapat diberikan agar pembelajaran dan asesmen yang dilakukan guru dapat secara efektif mencapai capaian pembelajaran yang telah ditentukan adalah dengan menganalisis Capaian Pembelajaran untuk merumuskan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang jelas. Guru menetapkan modul ajar dengan menyesuaikan prinsip efisien, efektif, dan berorientasi pada peserta didik. Guru memilih pengalaman belajar yang dapat diterima peserta didik. Menetapkan alokasi waktu dan menyampaikan pokok bahasan pada peserta didik sehingga peserta didik tahu tentang apa yang akan dipelajari selama kurun waktu tersentu. Yangterakhir adalah dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang sesuai dan mendukung tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun