Mohon tunggu...
Aulia ZahraOktavia
Aulia ZahraOktavia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam 45 Bekasi

saya memiliki hobi traveller dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Zaman Semakin Canggih, Metode Mengemis pun Berubah

20 Januari 2023   18:21 Diperbarui: 20 Januari 2023   19:05 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seiring perkembangan zaman dan semakin canggih nya teknologi digital saat ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Zaman yang sudah berubah menjadi praktis, efisien waktu dan mudah membuat para masyarakat nya malas. Terlebih keunggulan dari canggih nya teknologi digital ini dapat menuangkan ide cemerlang yang baik bagi generasi milenial yang sedang menempuh masa depan nya kapan saja dan dimana saja.

Canggihnya teknologi digital ini membuat media sosial pun menjadi sangat mudah untuk digunakan dan banyak yang menciptakan aplikasi sosial media yang lebih menarik. Seperti yang kita ketahui pada saat ini sudah hamper semua aplikasi media sosial yang mulai menerapkan Fitur Live (video streamer) yang memungkinkan kita untuk dapat berinteraksi secara langsung tatap muka dengan beribu-ribu orang dalam satu waktu yang bersamaan. Contohnya seperti Instagram, Youtube, dan TikTok.

Fitur Live (video streamer) yang awalnya hanya bertujuan untuk berkomunikasi dengan khalayak banyak yang sulit terjangkau tempatnya dan untuk para pengusaha menawarkan produknya, namun kini sudah mulai bermunculan fungsi baru yaitu sebagai alat meminta-minta atau mengemis secara online. Peristiwa ini mulai viral atau diangkat oleh public karena adanya kasus sosial. Kasus tersebut sudah diangkat ke media televisi yang mengundang salah satu pelaku penyalahgunaan Live TikTok tersebut. Dimana singkatnya pengakuan sang pelaku adalah ia dapat mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 700.000 perhari dari Live mandi lumpur di TikTok tersebut.

Tak lama kemudian muncul berita pelaku pengemis online yang menyuruh ibu nya untuk mandi atau mengguyur ibunya pada saat Live TikTok. dan ada yang membalas (stitch) konten tersebut yaitu John LBF ia seorang pengusaha yang sering kali membagikan konten motivasi terkait pekerjaan di media sosial. Singkatnya, ia menanggapi dengan kata yang sopan untuk anak yang menyuruh ibu nya mandi saat live itu berhenti dan memberitahunya bahwa mencari uang bisa didapatkan dengan cara yang lebih baik.

"Anda menyuruh dia mandi, untuk kamu dapat point-point dari Live TikTok. masih banyak  cara-cara yang bisa kamu tempuh untuk menghasilkan uang," ujar Jhon LBF. lanjutnya untuk menutup stitch videonya ia menawarkan pekerjaan di perusahaan nya.

"mungkin kalau mas berkenan bisa kerja di perusahaan saya aja daripada menyuruh ibumu Live sambal kamu guyur air gitu, itu gak bagus buat Kesehatan. Saya tunggu mas konfirmasinya."

Dengan adanya stitch video john ini mulailah diangkat masalah penyalahgunaan media sosial ke ranah hukum. Dan mulai dicari para pengemis online yang masih memanfaatkan sistusi. Pasalnya mengapa orang Live TikTok dapat menghasilkan uang yang cukup banyak yaitu didapatkan dari point-point atau gift yang diberikan oleh para penonton yang point tersebut dapat ditukarkan dengan uang rupiah. 

Ternyata kegiatan itu sudah merajalela dilakukan dan mulai popular di Indonesia. Kegiatan ini ada berbagai macam konten selain mengguyur air adapula yang mandi lumpur tengan malam, Adapun challenge ketentuan dari hasil point misal menampar muka, joget pargoy, push up, berendam disungai berjam-jam dsb.

 Adanya sebuah pengemasan baru terhadap eksploitasi kemiskinan yang memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk menarik rasa iba sehingga warganet akhirnya menyumbang atau berdonasi ke akun yang salah. Namun adapula yang menentang adanya konten tersebut.

Dengan adanya kegiatan ini, semakin banyak tingkat pengangguran diindonesia karena mereka beranggapan pekerjaan itu tidak membuatnya harus menguras keringat dan mudah. Dan Adapun beberapa media yang mengatakan bahwa pengemis kian bersaing. 

Maka saat ini mengemis tidak hanya melalui offline secara langsung yang bertebaran di pinggir jalan namun, sudah merajalela di media sosial melalui Live Streamer TikTok. maka opini yang saya dapat yaitu zaman semakin canggih, metode mengemis pun berubah lebih canggih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun