Mohon tunggu...
Aulia Dewi Shafa Syafira
Aulia Dewi Shafa Syafira Mohon Tunggu... Mahasiswa - auliashafasyafira✨

Mahasiswa PBI UMY 2018

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kuliah Daring atau Tatap Muka, Mana Pilihanmu?

23 Juni 2021   13:13 Diperbarui: 23 Juni 2021   14:25 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sabtu (19/06/21) mata kuliah Microteaching berlangsung secara tatap muka.

Pandemi virus Covid-19 yang terjadi pada awal tahun 2020  membuat aktifitas kita terhambat dalam segala hal. Mulai dari pekerjaan, berbelanja, hingga yang paling dekat dengan lingkungan kita yaitu pembelajaran di sekolah. Perubahan yang paling menonjol saat pandemi ini adalah aktifitas yang biasa kita lakukan secara tatap muka mendadak berubah menjadi 180 derajat. Selama pandemi Covid-19 berlangsung, pemerintah memutuskan untuk mengeluarkan himbauan untuk melaksanakan seluruh aktifitas dirumah. yang mana aktifitas tersebut akhirnya dilakukan secara daring atau online.

Akhirnya seluruh kegiatan pembelajaran diganti dari kuliah tatap muka menjadi kuliah secara daring. Aktifitas daring yang dilakukan dari rumah seperti pembelajaran, dilaksanakan dari tempat masing-masing yang biasanya  menggunakan aplikasi Zoom, Google Meet, atau aplikasi lainnya yang mendukung fitur pembelajaran secara daring. Seiring berjalannya waktu, pemerintah kembali mengizinkan pembelajaran secara tatap muka asalkan tetap dengan protokol kesehatan yang diterapkan secara ketat saat beraktifitas di kelas.  

Baru baru ini, salah satu Perguruan Tinggi di Yogyakarta yaitu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta telah kembali melakukan perkuliahan secara tatap muka. Tentunya kegiatan tatap muka ini tetap harus menggunakan protokol kesehatan. Seperti halnya, menggunakan masker, jaga jarak antara mahasiswa juga dosen, dan juga pengecekan suhu sebelum memasuki wilayah kampus. Protokol yang ketat ini diwajibkan agar pembelajaran tatap muka selama pandemi Covid-19 tetap dapat berjalan secara efektif.

Alifah Gita Nirmala, salah satu mahasiswa semester 6 jurusan Pendidikan Bahasa Inggris mengatakan “Iya, perkuliahan sudah dimulai, tapi tetap menerapkan semua protokol kesehatan kaya misal, cek suhu, sama pakai masker”. Alifah mengatakan, perkuliahan tatap muka ini biasanya dilakukan seminggu 3 kali, 1 jam pembelajaran tiap pertemuannya juga dikurangi guna tetap menjaga efektifitas pembelajaran,

Pada hari Sabtu (19/06/2021), salah satu pembelajaran yang dilakukan di kampus yaitu mata kuliah Microteaching di jurusan  Pendidikan Bahasa Inggris ini berisikan 20 mahasiswa. Ke-20 mahasiswa ini melakukan pembelajaran dengan tetap menjaga jarak antar mahasiswanya, dan tetap menggunakan masker selama didalam kelas. Pengurangan jumlah mahasiswa didalam kelas, merupakan salah satu aturan diizinkan nya perkuliahan secara tatap muka yang diberikan oleh pemerintah. 

“Kapasitas maksimal itu sekitar 50% dari rata rata, jadi mau tidak mau semua sekolah harus melakukan rotasi atau shifting. Tidak boleh kapasitas full (penuh) jadi pasti disuatu saat hanya setengah anak-anak ada disekolah di suatu tempat” tutur Nadiem, Menteri Pendidikan dan Kewarganegaaran. Ditetapkannya salah satu  aturan ini agar pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dengan tetap melakukan upaya untuk mengendalikan penyebaran infeksi virus Corona dan menjegah melunjaknya kasus Covid-19.

“Rasanya seneng si, bisa kuliah tatap muka lagi, soalnya kalo online. kadang bingung kalo kurang paham, susah buat cari tahu, kalo tatap muka gini enak, kita juga bisa tanya ke temen atau dosen secara langsung. Kadang sinyalnya juga susah dan agak bosan juga si” kata Endah Noor Amalia K, yang juga merupakan mahasiswa  semester 6 jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Endah merasa kadang jaringan merupakan salah satu keluhan dalam pembelajaran secara darinh. Tidak hanya itu, Endah juga jenuh akan kuliah yang terus menerus dilaksanakan secara online, karena hanya melulu duduk menghadap layar handphone ataupun laptop, dan juga tidak bisa berinteraksi langsung dengan yang lainnnya.

Dengan naik turunnya kondisi pandemi saat ini, beberapa mahasiswa merasa kurang cocok dengan pembelajaran yang dilakukan secara daring. Pembelajaran secara daring ini dirasa agak membosankan, dan kurang efektif. Namun ada beberapa mahasiswa yang juga merasa lebih nyaman dengan kondisi pembelajaran secara daring. Fleksibilitas pembelajaran secara daring yang dapat dilakukan dimana saja membuat beberapa mahasiswa lebih fokus terhadap materi yang diberikan.

Salah satu mahasiswa lainnya, Yoba Revkyandi mengatakan bahwa “Enak kuliah online si, soalnya kuliahnya ga jadi ga terlalu bikin stress, karena masih bisa dilakuin dimana saja, jadi ga bosen melulu duduk dikelas” . Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris ini merupakan salah satu dari mahasiswa lain yang mengaku lebih menyukai perkuliahan secara daring dari pada tatap muka didalam kelas.

Masing-masing dari pilihan pembelajaran yang dilakukan secara daring atau tatap muka, memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun dari banyaknya pendapat yang dieluhkan dari beberapa mahasiswa diatas, mahasiswa tetaplah seorang murid yang harus tetap belajar sesuai tanggung jawabnya dalam menuntut ilmu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun