Mohon tunggu...
Aulia Rachma
Aulia Rachma Mohon Tunggu... Administrasi - pejalan, bagian dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Writing is healing.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Program PCPM Bank Indonesia

5 Maret 2014   16:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:13 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13939849121128727186


4. Psikotes Tulis, Wawancara, dan FGD


Untuk menuju tahap ini aku juga mesti nunggu 1 bulanan, sama kayak tahap sebelumnya. Tahap 4 ini, menurutku adalah tahap yang paling menguras tenaga. Bayangin aja, dalam sehari, ada 3 jenis tes. Hoaaahm.. Pastikan paginya kalian udah memakmurkan perut, deh pokoknya.. Hehe


Psikotes Tulis


Seperti psikotes pada umumnya. Ada yang milih-milih pernyataan, ada yang nggambar, ada yang ngitung-ngitung juga. Saranku sih, pilihlah pernyataan-pernyataan itu sesuai diri kita apa adanya. Menurutku, kalau sudah sampai di tahap psikotes dan wawancara, yang dinilai adalah kecocokan kita dengan perusahaan yang kita lamar. Jadi, seandainya pun nggak keterima, bukan karena kita nggak kompeten, tapi karena kita nggak cocok berada di sana. Jadi, kalau ngerjakan psikotes, kerjakanlah sesuai kata hatimu.. (ceilaah)


Psikotes Wawancara


Oh iya, untuk yang lolos tahap 4 ini, sebelumnya kita udah dikirimin email yang isinya form yang kudu diisi/dijawab. Form itu nantinya dibawa pas kita wawancara sama psikolognya. Yaa, kayak ngobrol-ngobrol biasa kok, jadi santai aja.


FGD (Focus Group Discussion)


Waktu itu, aku masuk di grup yang isinya 8 orang. Jadi, kondisinya adalah kami ber 8 ini adalah perwakilan dari 8 divisi yang berbeda dari sebuah Bank. Kami memiliki program kerja masing-masing yang harus didiskusikan (mana proker yang akan dilaksanakan). Untuk itu, kami dikasi waktu 20 menit untuk diskusi dan memutuskan proker mana yang bakal direalisasikan sesuai dengan masalah yang dihadapi perusahaan. Saranku, ketika diskusi, jangan jadi pendominasi (apalagi kalau argumennya nggak pas atau nggak berbobot), jangan sampai juga ada yang nggak ngutarakan pendapat sama sekali, dan jangan lupa memberikan kesempatan temen lain untuk ngomong. Di sini memang ajang untuk menunjukkan bagaimana kita berargumen, kerja dalam kelompok, jadi jangan sampai kelewatan show off untuk mamerin kemampuan kita buat ngomong secara individu daripada menunjukkan kalau kita punya kemampuan yang baik juga untuk mendengarkan pendapat orang lain.


5. Tes Kesehatan


Sekitar 1 bulan kemudian, muncullah pengumuman siapa-siapa yang lolos ke tes kesehatan dan Alhamdulillah aku jadi salah satunya. Untuk tes kesehatan ini, aku udah diemail sekitar satu minggu sebelum hari tesnya, jadi banyak syaratnya gitu deh, nggak boleh makan ini, itu, minum obat, dan lain-lain. Jadilah seminggu itu hidup super sehat. Hehehe.


Tes kesehatannya dilakuin di salah satu laboratorium ternama. Tesnya ada cek darah, air seni, tensi, rekam jantung, rontgen, tinggi, berat, mata (minus dan buta warna), dan cek kesehatan badan. Nggak bermaksud nakut-nakutin, ya, cek kesehatan badan ini bener-bener "teliti" (aku sampai shock, hahaha). Tapi ya wajar sih, mengingat jaminan kesehatannya oke, nggak heran BI juga maunya punya karyawan yang kesehatannya prima. Nggak usah minder buat kalian yang ngerasa pendek (aku pendek, dan fyi, tinggiku nggak nyampe 150), karena yang dilihat dan dipertimbangkan adalah BMI (Body Mass Index). Kalo perbandingan tinggi sama beratnya proporsional alias sesuai sama standar sehatnya BMI, it's okay. Nah, coba deh cek BMI kalian sekarang, rumus dan kategori-kategorinya bisa disearch lewat google kok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun