Mohon tunggu...
Aulia Khalqillah
Aulia Khalqillah Mohon Tunggu... -

Berdomisili di Banda Aceh. Seorang masyarakat yang masih terus belajar menulis dengan baik dan berbagi manfaat ke khalayak luas. Seorang masyarakat yang tertarik dalam hal pemrograman (sains programing) dan masih terus belajar. webiste blog probadi : www.auliakhalqillah.com webiste blog tentang pemrograman : www.sharing.auliakhalqillah.com auliakhalqillah.mail@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sesudah Wisuda

21 Agustus 2017   13:19 Diperbarui: 21 Agustus 2017   13:30 1072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Cole Keister on Unsplash

Empat tahun waktu normal dalam menepuh jenjang pendidikan strata satu (S1) merupakan suatu perjuangan yang mungkin cukup menguras batin, tenaga dan pikiran. Kisah ketika kita sebagai seorang mahasiswa sudah datang ke kampus namun pengajarnya tidak datang sama sekali, merupakan momen yang mungkin akan selalu dikenang. Disitulah bagian batin dan tenaga seorang mahasiswa diuji. Kisah ketika sang pengajar memberikan tugas rangkuman yang bukan main banyak lembarannya atau tugas mengerjakan soal bukan main beranak nomornya, merupakan momen yang mungkin akan menjadi topik pembahasan yang menarik ketika berkumpul bersama kawan-kawan dalam sebuah acara yang sederhana. Berbagai sudut pandang pikiran akan menanggapinya dengan berbeda-beda. Namun semua memiliki satu sudut pandang yang sama, yaitu semua ingin berwisuda.

Wisuda merupakan suatu momen dimana acara resmi seorang pelajar atau seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan masa studinya pada suatu jenjang pendidikan tertentu dan memperoleh suatu gelar tertentu. Pada momen inilah puncak rasa haru setiap pelajar atau mahasiswa. Rasa haru dan suka cita bercampur aduk satu sama lain. Tentunya bagi orang tua, ibu dan ayah yang memiliki rasa bangga kepada anak-anaknya, berhasil menyelesaikan pendidikannya dengan sebaik-baiknya. Orang tua menitipkan amanat secara tidak langsung kepada anak-anaknya untuk menjadi seorang yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun masyarakat luas, salah satunya melalui pendidikan. Inilah makna tersembunyi dari sebuah kata "wisuda".

Perjalanan tidak terhenti cukup sampai pagelaran wisuda selesai. Masih ada perjalanan selanjutnya untuk menyambung tali cerita dalam kehidupan. Setelah wisuda barulah kehidupan dimulai. Pelajaran selama masa sekolah SMA akan diteruskan kepada jenjang Perguruan Tinggi. Pelajaran selama di Perguruan Tinggi (masa kuliah), apakah akan diteruskan kepada jenjang kehidupan selanjutnya dalam konteks berinteraksi sosial? Mungkin tidak akan sepenuhnya diterapkan. Namun proses bagaimana diri menjalani masa perkuliahan, proses bagaimana diri membangun sebuah pemikiran pada masa perkuliahan, proses bagaimana diri membentuk kepekaan batin pada masa perkuliahan, proses bagaimana diri membentuk tanggung jawab pada masa perkuliahan, itu semua akan teraplikasikan kepada kehidupan yang sebenarnya.

Semua proses itu tersampul oleh satu kata yaitu "kemampuan" atau soft skill. Selama mengemban masa pendidikan  kuliah, kemampuan atau soft skill apa yang telah dimiliki oleh setiap lulusan pada jenjang pendidikan tertentu. Karena dengan adanya suatu kemampuan (soft skill) akan sangat memberikan nilai tambah pada setiap individu untuk menjalani aktivitas selanjutnya.

Apakah ingin melanjutkan tingkat pendidikan selanjutnya? Atau ingin bekerja atau membuat usaha sendiri? Pilihan itu ada pada diri kita masing-masing untuk menjadi seorang yang bermanfaat bagi sesama.

Gambar :

Photo by Cole Keister on Unsplash

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun