Oleh:
Ervira Nur Afifah, Safira Ulayya, Aulia Jihan Marzuqah
Mahasiswi Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang
Online Travel Agent (OTA) saat ini sudah marak digunakan para remaja hingga dewasa untuk menjadi salah satu pilihan pemesanan tiket liburan dengan mudah, terjangkau, dan cepat. Salah satu aplikasi OTA yang memiliki banyak peminat adalah aplikasi tiket.com.
Aplikasi ini diresmikan pada 12 Agustus 2011 oleh beberapa anak muda yang memiliki ketertarikan di dalam bidang bisnis perjalanan Aplikasi yang memiliki slogan “mau ke mana?
Semua ada Tiketnya!” ini pada tahun 2019 mendapat penghargaan dari Sabre sebagai Fastest Growing OTA karena perkembangannya dinilai sangat cepat dikarenakan pada tahun 2021, tiket.com mencatat unduhan aplikasi melalui Play store dan App Store sebanyak lebih dari 15.000.000 kali, sehingga disebut sebagai The Fastest Growing Travel App.
Tetapi pada akhir bulan maret 2017, tiket.com mengalami peretasan. Peretasan ini menyangkut remaja berusia 19 tahun dan 3 orang temannya dengan modus operasinya adalah melakukan illegal akses server Citilink dengan menggunakan username dan password milik travel agent tiket.com dengan tujuan untuk mendapatkan kode booking tiket pesawat.
Dampak dari peretasan situs atas kejadian illegal tersebut yaitu pihak tiket.com mengalami kerugian secara materil sebesar Rp 4.124.000.982 karena pelaku meretas, sekaligus mengambil serta menjual jatah depositi tiket pesawat pada server Citilink Indonesia, Pihak Citilink juga rugi sebesar Rp 1.933.784.434 karena ada sejumlah orang yang emmebeli tiket dari peretas tersebut dan melakukan pembatalan sekaligus meminta refund.
Dari kasus tersebut, tiket.com menerapkan keamanan yang berlapis dan juga mengevaluasi system informasi manajemen yang digunakan. Penerapan system informasi manajemen yang digunakan tiket.com melalui 3 tahapan yang disebit customer life cycle. Tahapan tersebut yaitu Acquire, Enhance, dab Retain.
Aplikasi ini juga menggunakan system informasi manajemen Executive Support System (ESS) yang merupakan sebuah perusahaan atau organisasi untuk memberikan dukungan terhadap keputusan yang tidak terprogram dalam manajemen strategis.
Informasi yang didapat dengan menggunakan Executive Support System adalah informasi pasar, informasi teknologi, dan informasi investasi. Setelah mengetahui informasi tersebut maka perusaaan dapat menyesuaikan apa yang dibutuhkan oleh pasar agar dapat tercapainya visi perusahaan.