Mohon tunggu...
Aulia Isna Ulinnuha
Aulia Isna Ulinnuha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta NIM: 21107030153 Asal dari Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Self Reward: Faedah atau Bencana?

19 Mei 2022   10:51 Diperbarui: 19 Mei 2022   11:03 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari teropongonline.com

"Self reward" istilah ini kayaknya sudah tidak asing ditelinga kita. Apalagi sekarang di sosial media bersliweran postingan orang-orang habis belanja ini, habis belanja itu, habis ke bali, habis ke jogja dan kain sebagainya. Intinya itu semua untuk self reward.

Setelah kita bekerja beberapa waktu, sudah capek dan berat akhirnya kita bisa self reward setelah melewati beratnya bekerja. Dan ini malah menjadi sebuah budaya atau kebiasaan yang biasanya dilakukan oleh anak-anak muda. Sebenarnya bukan hanya anak-anak muda saja namun umur 25 keatas juga melakukan yang namanya self reward.

Tapi ya bagaimana lagi, katanya kehidupan sekarang ini keras dan ya itu semua benar kalau kehidupan sekarang memang keras. Ada beberapa fakta yang menunjukan bahwa kehidupan sekarang itu keras contohnya harga bbm naik, harga rumah sudah tidak makesanse buat milenial. 

Kerjaan yang katanya toxic juga, terus juga mungkin nggak punya support system dan lain sebagainya jawabanya adalah self reward disatu sisi memang ada benarnya supaya kita bisa survive dari kehidupan ini.

Contohnya beli tas baru sebagai hadiah udah nyelesaiin kerjaan yang sebenarnya oke-oke aja atau sekedar beli seblak yang murah karena udah selesai ngerjain tugas dari dosen. Self reward ini sebenarnya bagus buat fisik maupun psikis atas perjuangan kalian mencapai sesuatu, semacam apresiasi diri.

Tapi tidak selamanya konsep self reward ini bagus buat diri kita. Boleh melakukan self reward sampai batas tertentu. Kalau kalian terlena dengan konsep ini atau malah bahkan nggak usaha, nah ini lah yang mungkin bisa jadi bencana.

Self Reward ini sebenarnya ada karena dibilang mental health awareness yang mulai meningkat bahwa kesehatan mental yang bagus itu. 

Memang didasari dengan kita juga mencinta diri sendiri dan kita juga harus sadar juga kapan harus istirahat dan kapan harus bekerja. Tidak selamanya kalian harus terus-terusan bekerja. Kita juga semakin sadar bahwa memang harus menghargai diri sepantasnya harus self reward juga.

Nah sekarang yang jadi pertanyaan adalah self reward yang oke itu gimana?

Sebenarnya kita harus mengetahui coping stres sebelum mengetahui self reward mana yang oke dan yang tidak oke. Bahwa sebenarnya self reward itu kalian gunakan sebagai stres coping bisa jadi buruk,karena jatuhnya itu stres coping atau hal yang dilakukan untuk mengatasu stres yang bisa bikin kamu kabur-kaburan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun