selamat malam, Tuan. ada surat bertandang ke kotak suratmu. ambillah waktu tuk melihatnya sejenak. bukan dari siapa-siapa, hanya dari perempuanmu yang sedang merajuk. merengek dan merangkak sendiri menuju lidah api yang membabi buta. tenggelam dalam entah. hingga nalar tidak bekerja sebagaimana mestinya. tapi bukankah kita masih memiliki banyak waktu? tuk mendekam lebih lama dalam bara, terbakar bersama lantas menjadi abu yang tertiup angin. terbawa ke tempat yang sempat lupa kita tuju.Â
sejenak lihatlah kotak suratmu. di sana telah tertulis segala rasa cemburu. beserta undangan untuk turut serta melebur dalam bara.Â
tapi jika kau punya waktu lebih lama lagi, datanglah ke pucuk asal surat itu. aku telah menunggu sebagai seonggok bara yang telah meredup, siap menghangatkanmu yang kedinginan seusai melewati topan. barangkali masih ada waktu bagi kita mengusaikan asumsi dan amarah. lantas memulai kembali bersama-sama.
5 Maret 2021