Novel ini menggunakan latar di tempat-tempat yang unik dan terasa sangat nyata seperti Pasar Kue Subuh, Starbucks Cik Ditiro, ITB, bioskop, kampus Frathur, rumah Theala, apartemen Dirga, rumah Trian, toko buku lama di Blok M, bahkan sampai warung Soto Tangkar juga ada di dalam latar novel ini.
Penokohan:
Berikut adalah penjelasan dari beberapa penokohan dalam novel:
1. Theala
Theala bersifat cuek, dingin, judes, mandiri, sederhana dan keras kepala. Tapi di beberapa waktu, cewek itu bisa berubah menjadi sosok yang bawel, perhatian, juga rapuh, namun sangat tulus dalam melakukan segala hal. Terbukti dari kelakuannya sehari-hari. Theala bahkan tidak pernah merasa berat hati untuk berkata 'makasih' atau 'maaf' jika ia melakukan suatu kesalahan.
2. Dirga
Hampir sama seperti Theala, Dirga juga seorang yang cuek. Bedanya, Dirga terkenal akan sifat player nya dan image 'cowok nggak bener'-nya karena sering berganti-ganti pacar hampir tiap 2 minggu sekali dan suka sekali mabuk-mabukkan. Tapi jauh dari kata itu semua, di depan Thea, Dirga adalah sosok yang iseng, bawel, tapi juga rapuh. Cowok itu bahkan terlalu pengecut untuk bisa mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya kepada Thea.
3. Trian
Trian adalah sosok lelaki yang bisa dibilang sangat dewasa. Orangnya perhatian, apalagi kepada keluarganya. Penurut, cuek, suka baca buku sajak lama, tapi sayang suka ngerokok.
4. Dion
Meskipun terkesan kaku karena sering sekali berkata dengan tatanan huruf EYD, namun sebenarnya Dion itu seorang yang sangat peka. Kelakuannya berbeda 180 derajat dengan adiknya, Ardan. Orangnya bijak, dewasa, dan nggak muluk-muluk.