Pada tahun 2018, penulis melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) sebagai salah satu mata kuliah wajib di Universitas Diponegoro yang lokasinya dipilih oleh universitas secara acak.Â
Setelah mendaftar KKN Reguler dan menunggu pengumuman, ternyata penulis ditempatkan di Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang. Ini merupakan pertama kalinya daerah tersebut dipilih untuk program KKN di universitas, sehingga awalnya penulis tidak punya gambaran sama sekali tentang KKN di daerah  ini.
Setelah pengumuman, peserta KKN dikumpulkan sesuai dengan daerah kecamatan tempat KKN, terdiri dari berbagai jurusan maupun fakultas. Dosen Pembimbing KKN Kecamatan Sarang membagi kelompok dengan syarat maksimal 2 orang yang satu jurusan setiap kelompoknya. Setiap kelompok akan ditempatkan di satu desa.Â
Disini penulis di tempatkan di Desa Sumbermulyo bersama dengan 11 mahasiswa lainnya yang terdiri dari 3 laki-laki (re, kang, wis) dan 8 perempuan (penulis, ki, yen, nov, lin, ay, win, tan). Re, Ay dan Win berasal dari Fakultas Ilmu Budaya. Kang, Ki, Yen, Lin berasal dari Fakultas Sains & Matematika. Nov dan Tan berasal dari Fakultas Peternakan & Pertanian. Wis dan penulis berasal dari Fakultas Teknik. Tan merupakan warga Rembang asli yang akan banyak membantu kelompok ketika KKN. Kami memutuskan Re menjadi ketua kelompok dan Ay menjadi sekretaris.
Sebelum berangkat, masing-masing mahasiswa menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan selama KKN seperti laptop, jas almamater, pakaian, peralatan mandi, peralatan makan, obat pribadi dan lain-lain.
Keberangkatan dimulai dengan upacara pelepasan mahasiswa KKN di depan rektorat di hari sebelumnya, dilanjutkan dengan perjalanan ke desa menggunakan bus yang disediakan kampus. Kendaraan pribadi diangkut dengan truk.Â
Perjalanan dari Semarang ke lokasi KKN memakan waktu sekitar 4 jam, melewati Demak, Kudus, Pati, Batangan dan kami berhenti di Kota Rembang karena ada acara sambutan. Desa Sumbermulyo terletak di selatan jalur pantura dan hanya berjarak sekitar 10 menit perjalanan ke Tuban, Jawa Timur.
Kelompok kami turun di kantor Kecamatan Sarang dan dijemput oleh warga menuju rumah salah satu perangkat desa yang akan dijadikan Posko KKN Undip Desa Sumbermulyo, yaitu rumah mas Al. Rumah ini terdiri dari ruang tamu, 3 kamar, ruang keluarga, dapur, kamar mandi dan tempat jemur baju sekaligus untuk parkiran.
Kamar pertama merupakan kamar mas Al, kamar kedua kami jadikan tempat menaruh koper dan tempat ganti baju, kamar terakhir digunakan untuk tempat tidur perempuan. Kelompok kami yang laki-laki tidur di ruang keluarga menggunakan 1 kasur.
Setibanya di posko, kami berkenalan dengan warga sekitar, lalu dilanjutkan membersihkan rumah, menata koper-koper, menata kasur, mandi dan segera istirahat.
Keesokan harinya kami mulai menyusun proker-proker serta kegiatan lain untuk mengisi waktu KKN yang akan berlangsung 40 hari kedepan. Masing-masing mahasiswa harus membuat 2 proker pribadi dan perkelompok harus membuat 1 proker bersama.Â
Kami juga ditugaskan untuk membuat Laporan Rencana Kegiatan (LRK) oleh Dosen Pembimbing KKN. Hari itu kami melakukan observasi untuk menentukan proker yang akan dilaksanakan berdasarkan masalah yang terjadi di desa tersebut sesuai dengan jurusan setiap mahasiswa.
Desa tempat KKN ini memiliki lahan sawah yang sangat luas dan mayoritas masyarakat memelihara ternak di rumah masing-masing, seperti sapi, kambing dan ayam. Jadi pekerjaan utama penduduk desa adalah petani dan peternak. Beruntung kami memiliki  Nov dan Tan dari fakultas yang sesuai yaitu Fakultas Peternakan & Pertanian.
Kegiatan kami di desa ini akan penulis ceritakan di halaman selanjutnya ya.
