Mohon tunggu...
Indah Rizky Aulia
Indah Rizky Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Identitas pada Pelajar, Butuh Solusi Tuntas

3 Desember 2022   05:32 Diperbarui: 3 Desember 2022   06:18 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aksi tak terpuji pelajar terhadap seorang perempuan lansia menjadi sorotan publik beberapa waktu ini, pasalnya aksi tersebut tidak mencerminkan dari sikap seorang pelajar. Dikutip dari kumparan.com Aksi penganiayaan ini diketahui terjadi pada (Sabtu 19/11/22). Selain itu aksi bullying juga kerap terjadi di lingkungan sekolah, yang dilakukan oleh teman sebaya. Seperti yang dikutip dari kumparan.com, telah terjadi tindakan bullying yang dilakukan oleh siswa SMP di Bandung, bullying dilakukan dengan cara memasangkan helm ke kepala korban kemudian menendang bagian kepala hingga korban terjatuh, Alhasil mengundang tawa dari teman-temannya bahkan diabaikan. Aksi bullying serta tindakan kekerasan yang terjadi merupakan suatu perbuatan yang dapat merugikan orang lain. Akibat yang ditimbulkan dari aksi bullying, kekerasan, penganiayaan, penindasan pun lebih banyak berdampak pada korban .

Dari beberapa fakta diatas hanya sedikit gambaran kondisi pelajar saat ini. Namun ketika meluaskan pandangan tindakan ini sering terjadi di lingkungan sekitar. hal ini menunjukan bahwa pelajar sedang mengalami krisis identitas serta adab-adab terhadap orang tua serta teman. Perlu diketahui bersama bahwasannya pelajar adalah seseorang yang sedang berproses untuk menjadi manusia berakhlak mulia dan memiliki pengetahuan yang luas. Sikap seorang pelajar seharusnya saling menghormati dan menyayangi.

Tentunya adanya tindakan bullying, serta berbagai bentuk kekerasan lainnya yang dilakukan oleh pelaku bukanlah suatu hal yang baru, karena tindakan yang merugikan orang lain ini menjadi suatu hal yang biasa terjadi di tengah-tengah masyarakat. Adanya realita saat ini yang dipengaruhi dari kondisi yang ada yakni kehidupan yang sekuler, bahkan liberal. Kehidupan sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan yang melahirkan berbagai kebebasan yang kebablasan.

Maraknya tindakan kekerasan, penganiayaan, penindasan kerap terjadi menjadi buah dari kehidupan sekuler. Bahkan persoalan pendidikan saat ini bukan hanya pada maraknya tindakan perundungan, namun terkait persoalan kenakalan remaja, seperti tawuran dan pergaulan bebas masih menjadi persoalan yang besar. Ditambah banyaknya media yang menampilkan tindakan kekerasan, penganiayaan yang kemudian mempengaruhi pemikiran dan sampai menjadi suatu pemahaman buruk dan ditiru.

Krisis identitas pelajar yang minim adab merupakan buah dari penerapan pendidikan sekuler, yang mementingkan prestasi akademik dan minim pembentukan diri pelajar yang memiliki kepribadian Islam. Alhasil diperolehlah berbagai permasalahan dalam pendidikan.

Upaya yang ada dalam mengatasi tindakan-tindakan yang merugikan orang lain seharusnya mendapatkan perhatian yang lebih mulai dari pendidikan keluarga, masyarakat dan negara. Pendidikan dalam keluarga seharusnya menjadi dasar utama untuk menanamkan pondasi akidah Islam yang kokoh untuk membentuk kepribadian Islam. Faktanya banyak orang tua yang melupakan tugas dan perannya dalam mendidik sehingga melimpahkan pendidikan ketika di sekolah. Kemudian saat ini penerapan pendidikan sekuler yang minim akan pendidikan yang mengajarkan akidah Islam membuat pelajar mengalami krisis identitas dan kurang adab. Didukung dengan berbagai kebijakan pendidikan yang membuat pelajar hanya berorientasi dengan kepuasan materi yang berasaskan manfaat.

Alhasil, tindakan bullying antar pelajar tidak dapat diselesaikan dengan tuntas, menempuh jalan kompromi, yang tidak memberi rasa keadilan kepada korban. Sehingga tindakan bullying terus menerus terjadi. Inilah potret pendidikan dan buah penerapan pendidikan sekuler.

Berbeda dengan Islam yang mampu membentuk kepribadian dan menjadikan manusia sebagai manusia yang beradab yang saling menghargai hak-hak orang lain tanpa merendahkan. Islam menjadi satu-satunya agama yang dapat mengubah kondisi dari yang jahiliyah menjadi manusia mulia yang tunduk dan patuh dengan aturan agama.

Islam dengan kesempurnaanya berhasil melahirkan generasi yang taat kepada Allah dan juga berhasil melahirkan para ilmuan hebat, seperti Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, Abbas Ibn Firnas, yang bukan hanya handal dalam aspek agama melainkan juga aspek ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kunci keberhasilan pendidikan Islam dalam mendidik generasi yang berakhlak mulia dengan, menjadikan akidah Islam sebagai dasar pendidikan, sehingga berbagai ilmu yang ia pelajari membuat semakin dekat dan bertakwa kepada Allah. Kemudian Islam memberikan pandangan bahwa setiap aktivitas dalam pendidikan memiliki tujuan yang jelas, yaitu untuk membentuk kepribadian pelajar yang memiliki pola pikir dan pola sikap Islam serta memiliki berbagai keahlian dalam berbagai bidang yang dapat bermanfaat untuk orang lain.

Sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wassalam bersabda: "sebaik-baiknya manusia ialah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya (HR. Ahmad)". Sehingga ketika ia memahami bahwa dirinya harus bermanfaat untuk orang lain dapat memberikan kesadaran bahwa tindakan kekerasan, penganiayaan merupakan tindakan yang merugikan orang lain. Selain itu keberhasialan Islam dalam membentuk manusia yang mulia yakni dengan mengutamakan ilmu dari adab, karena menjadi masalah ketika seseorang memiliki ilmu namun tidak beradab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun