Mohon tunggu...
aulia Arifianti
aulia Arifianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sustainable Fashion sebagai Solusi dari Dampak Negatif Fast Fashion

9 Juni 2022   13:39 Diperbarui: 9 Juni 2022   14:11 1486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Toko Baju. Sumber: Tourbandung.id

Topik fast fashion saat ini sedang menjadi perdebatan karena dampaknya terhadap pencemaran lingkungan.  Pada awalnya, fast fashion muncul karena  tren yang berubah dengan cepat dan permintaan dari masyarakat umum akan fashion dengan harga yang relatif terjangkau. Alhasil, fast fashion semakin banyak peminatnya. 

Model fast fashion ini hanya mengutamakan tren terkini dan koleksinya sering dipamerkan di  peragaan busana Fashion Week. Jika sudah tidak modis lagi setelah itu, pakaian  akan dibuang. Fenomena fast fashion juga didorong oleh  industri fashion yang memproduksi produk fashion dengan harga terjangkau untuk memenuhi permintaan pasar, sehingga menyebabkan overproduction dan overconsumption.

 Sistem ini dapat mengarahkan fast fashion ke salah satu sumber limbah terbesar di dunia, mencemari lingkungan, dan membahayakan orang-orang yang terlibat dalam produksi produk mode cepat. Imigran yang dipekerjakan. 

Pekerja harus bekerja selama 14 jam, upah yang sangat tidak pantas, tanpa jaminan asuransi jiwa atau asuransi kerja, dan dalam situasi berbahaya untuk membuat produk fast fashion. 

 Istilah sustainable fashion telah muncul di sisi "gelap" fast fashion. Istilah tersebut mengacu pada fashion yang ramah lingkungan dan mendukung kesejahteraan  tenaga kerja. Dengan cara ini, mode berkelanjutan dapat mencapai efek yang lebih baik daripada fast fashion.

 Memahami Sustainable Fashion

Sustainable berarti berkelanjutan secara bahasa. Oleh karena itu, sustainable fashion disebut juga dengan fashion berkelanjutan. Sustainable fashion bertujuan untuk menyatukan semua pihak  dalam industri fashion dan mengubah cara produksi dan konsumsi. Semua pihak dalam industri fashion yang dimaksud adalah perancang busana, produsen, pengecer dan konsumen. 

Keberlanjutan memiliki tiga aspek: lingkungan, sosial, dan ekonomi. Saat menciptakan mode yang berkelanjutan, kita harus ramah lingkungan. 

Semua proses yang  dapat merusak lingkungan atau menyebabkan kelangkaan harus  diminimalkan. Masyarakat mengacu pada kesejahteraan dan kesetaraan manusia. Implikasi dalam hal ini adalah kesejahteraan dan kesetaraan mereka yang terlibat dalam industri fashion. 

Aspek  ketiga adalah ekonomi. Sustainable fashion diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa merugikan lingkungan atau masyarakat. Ketiga aspek tersebut merupakan aspek utama keberlanjutan, namun dapat ditambahkan dua aspek lagi: estetika dan budaya. Aspek estetika selalu mencakup desain busana yang  menarik, abadi dan tahan lama. 

Penting untuk dicatat bahwa desain busana berkelanjutan tahan lama, tidak ketinggalan zaman, dan terlihat menarik dalam jangka panjang. Selain itu, aspek budaya mengacu pada budaya dan etika berurusan dengan pekerja dan sumber daya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun