Mohon tunggu...
Aulia Manaf
Aulia Manaf Mohon Tunggu... -

Terlahir di Pasuruan. Seorang pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Waspada Konten Negatif, Ajak Anak Komunikatif

19 Oktober 2017   09:02 Diperbarui: 19 Oktober 2017   09:15 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jawa Pos (16/10/2017)

Apa yang terbersit dalam hati anda ketika memandang daftar jumlah konten negatif yang ada di internet ? Kaget, sedih atau pesimis? Tapi tetaplah optimis bahwa konten-konten itu bisa kita kendalikan. Saya berpikir lagi, apakah benar kita bisa mengendalikan sebagai penikmat semua informasi di dunia maya tersebut ? Memang bisa kita melaporkan konten negatif yang kita temukan, supaya kemudian website tersebut bisa diblokir. Pada kenyataannya, pemilik website yang sudah diblokir tersebut, masih bisa membuat website yang baru dengan konten yang sama saja. Menjengkelkan sekali, bukan ?

Coba kita cek satu persatu data yang sudah dirangkum oleh Jawa Pos (16 Oktober 2017) berikut . Aduan konten negatif teratas adalah konten pornografi sebanyak 15 ribu lebih situs , sama dengan situs yang berkonten SARA dan kebencian. Ini yang sudah dilaporkan, kita bisa bayangkan berapa banyak lagi yang belum bisa kita laporkan ? Berikutnya separuhnya adalah berita Hoax dan radikalisme / kekerasan. Kalau sudah seperti ini, kok rasanya di internet sana sini berbau porfografi ya? Lalu pertanyaan saya, berapa persen yang bukan pornografi? Kalau menurut data tersebut, perkiraan saya tidak sampai 50 persen.  

Berikutnya data dalam tabel kategori teratas pemblokiran adalah pornografi sebanyak hampir 775 ribu situs. Ini bisa bikin geleng-geleng kepala. Bayangkan ini 140 kali lebih banyak daripada situs perjudian yang nongkrong di nomor dua, lalu penipuan / toko online ilegal. Berikutnya HKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan Radikalisme. Jadi bisa kita simpulkan bahwa internet memang surga bagi situs pornografi. Ini sangat membahayakan anak-anak kita. Banyak yang tertipu dengan situs-situs yang menjerumuskan dan merusak otak generasi muda. 

Bagaimana dengan media sosial? Apakah aman untuk anak-anak ? Mari perhatikan tabel tersebut. Ternyata media sosial yang juara berkonten negatif adalah twitter sebanyak 521 ribu lebih. Sedangkan Facebook dan Instagram ternyata lebih "aman" dari konten negatif. Bukan aman banget , tapi lebih dari 500 akun yang berkonten negatif. Kemudian disusul Line dan Telegram. 

Bisakah kita bayangkan bahwa angka tersebut yang terdata berkonten negatif, seberapa banyak yang tidak terlaporkan? 

Tips mengajak anak komunikatif :

1. Dari data di atas, apa yang bisa kita simpulkan? Sepertinya memang tidak ada situs yang aman untuk anak . Yuk, mengajak anak diskusi, komunikasi yang baik , mengenai konten negatif yang sudah diblokir pemerintah . Ajarkan anak-anak untuk berani melaporkan situs yang negatif, SARA, dan radikalisme. 

2. Ajak anak-anak memilih sosial media yang "agak" aman untuk mereka. Dari data yang ada, sepertinya yang lebih aman adalah Facebook dan Instagram. 

3. Selalu ajak diskusi anak-anak apa saja yang menjadi viral di dunia maya. Apakah bisa menginspirasi atau tidak. Apakah infonya benar atau hanya hoax? 

Kalau anak-anak sudah jujur dengan sosial medianya, orangtua bisa mengontrol apa saja status anak-anak dan foto-foto yang di posting. 

Tujuannya tentu membuat internet sebagai sahabat anak yang bermanfaat dan menginspirasi masa depannya, bukan menjadi musuh yang nyata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun