Pandemi Covid-19 di Indonesia terjadi sejak Maret 2020, dimulai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk sekolah diliburkan selama 2 minggu, karena meningkatnya angka penularan, sehingga keadaan yang membahayakan. Hingga saat ini pembelajaran jarak jauh (PJJ) Â atau yang disebut dengan istilah pembelajaran daring diterapkan.Â
Virus Covid-19 berdampak besar terhadap berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan di setiap negara, Indonesia salah satunya. Bermula dari ketidaksiapan setiap lembaga pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran daring serta tidak meratanya fasilitas teknologi yang dapat menunjang proses belajar dan mengajar daring oleh para guru dan siswa.Â
Efektivitas dan konsistensi pembelajaran daring menjadi tantangan besar, pembelajaran tetap harus berlangsung meskipun hanya dilakukan dari rumah saja, kemungkinan yang bisa terjadi yaitu, motivasi belajar menurun, para siswa tidak bisa konsisten serta konsentrasi saat proses belajar berlangsung, akibatnya tingkat kesuksesan pendidikan di Indonesia menurun. Kendala besar setiap guru harus bisa memastikan setiap Siswa memahami materi yang telah disampaikan.
Hal ini mengharuskan setiap guru bisa mendesain model pembelajaran yang kreatif, inovatif dan produktif untuk terlaksananya pembelajar daring yang menarik. Model pembelajar kreatif, inovatif dan produktif merupakan model pembelajaran yang berlandaskan pada teori konstruktivisme. Model ini memfasilitasi Siswa untuk membangun sendiri konsep maupun ide pembelajaran.Â
Pembelajaran konstruksivisme mengembangkan tiga kompetensi yaitu, kompetensi disiplin ilmu, kompetensi interpersonal dan intrapersonal. Dengan demikian, melalui model pembelajaran inovatif dan produktif, guru dapat membangun pemahaman siswa melalui proses yang lebih mandiri sehingga siswa dituntut untuk lebih aktif dan berkreasi untuk memproduksi setiap gagasan.
SMAN 21 Bandung memiliki cara pembelajaran yang menarik, seperti yang dilakukan guru sejarah yaitu, Ibu Sarah Windika yang membuat model pembelajaran KIP (Kreatif, Inovatif dan Produktif), yang disebut dengan "History in Scratch Book".Â
Setiap pertemuan Ibu Sarah akan meminta para Siswa mencari serta membaca materi terlebih dahulu agar Siswa-Siswi membawa "bahan" selama proses belajar berlangsung, lalu beliau akan menjelaskan setiap materi dan diakhir,Â
Siswa diharuskan berkreasi mencatat setiap materi dengan media scratch book. Hal ini membangun kreativitas Siswa dalam mengkreasikan catatannya masing-masing, model belajar inovatif yang meningkatkan partisipasi Siswa selama belajar daring dan membantu Siswa lebih produktif karena harus menghasilkan catatan yang dapat meningkatkan pemahaman setiap materi.