Mohon tunggu...
Aurelius Haseng
Aurelius Haseng Mohon Tunggu... Freelancer - AKU yang Aku tahu

Mencari sesuatu yang Ada sekaligus tidak ada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Malam Tanpa Sinetron bersama Opa

15 Januari 2021   11:37 Diperbarui: 15 Januari 2021   11:40 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pikiran Patrik penuh khayal, sibuk dijejali kisah tikus. Ia jalan dengan kepala dimiringkan, pandangan diarahkan ke atas, sedangkan pada kedua tangannya digenggam tangkai ember berisi pakan.

"Praaak."Kakinya terantuk kayu menghalang jalan. Kayu patah. Ia jatuh. Pakan babi dari cincangan batang pisang dan daun ubi tumpah berserakan. Wajah mencium tanah, lutut dan siku digores, menyisakan luka berdarah.

Ia merintih. Kayu penghalang itu dicacimakinya bertubi-tubi, lalu diinjak dan dipatahkan.

"Puki mai,[1] kayu acu[2]. Anjing kau. Kayu setan. Moyet kau. Sial apa, sampai kau disimpan di sini." Dilemparnya kayu itu jauh-jauh dengan amarah meledak-ledak.

"Patrik,kenapa? Kau baik-baik? Jangan maki-maki sembarang," Opa menyapanya dari jauh, tanpa tahu apa yang terjadi.

"Tidak apa-apa. Saya emosi dengan kayu ini."

Patrik memungut cincangan pakan di tanah. Lalu disapunya gunakan sapu lidi, hilangkan jejak dari mata mamanya. Pakan itu kemudian dicampur dengan dedak dan dibagikan kepada babi.

Patrik ceroboh, ia lupa menyeka darah luka di lutut dan siku tangannya. Setelah pulang mencuci, dengan ember berisi cucian masih dijunjung, mamanya terkejut lihat lukanya. Mamanya mengomel-omel tanpa putus, hingga Patrik mengucap  jujur.

"Patrik, kenapa kakimu. Kamu jatuh?"

"Tidak mama, ini goresan."

"Goresan apa?"Dijewernya telinga Patrik, minta kejujuran. "Ini luka besar, kador[3]." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun