Mohon tunggu...
aufa ubaidillah
aufa ubaidillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - pecinta kuliner

hobi membaca menulis dan mengamati manusia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Memahami Pola Fikir Masyarakat Indonesia dengan Logika Terbalik

30 Desember 2016   20:54 Diperbarui: 30 Desember 2016   21:40 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://ihya-ussunnah.blogspot.co.id/

Sering kali kita mengatakan aneh untuk sesuatu yang bukan mainstream, tidak jarang malah dicap salah. Konsensus tentang rumusan keumuman yang selalu diidentikkan dengan kewajaran, tentu tidak selalu tepat dan benar.

Jika kita sepakati bahwa semua manusia bisa berbicara, bukan berarti yang tidak mampu berbicara tidak dianggap manusia. Atau kita beranggapan wanita cantik selalu tampak Sempurna, sehingga tabu jika wanita cantik harus menjadi tukang tambal ban.

Saya meyakini bahwa Kesimpulan dan konsensus "ideal" manusia, tidak benar benar murni lahir dari fitrah pemikiran manusia, tetapi lebih mengarah sebagai sebuah rekayasa komoditas.

Ambilah contoh dari segi musik, seperti diketahui tren musik di Indonesia selalu berubah. Dan saat ini sedang hits aliran musik RnB & Soul yang khas dengan suara mendayu dan meliuk2. Apakah sebuah kebetulan jika disaat itu selera masyarakat semuanya hampir sama persis! Tidak mungkin.
Tentang kecantikan ideal wanita Indonesia, sejak kapan konsep wanita cantik Indonesia dinilai dari kulit putih, alis tebal, hijab warna warni yang menjuntai, Smartphone besar yang selalu menundukkan kepala, serta selera busana yang hampir sama, apakah sebuah kebetulan! Tidak mungkin.

Coba sejenak kita renungkan, apakah kesamaan selera, gaya hidup, pola pikir,sudut pandang yang terjadi secara bersamaan hanya sebuah kebetulan atau memang sebuah rekayasa sosial! Jika memang Indonesia terkenal dengan multikultural nya, dan keberagaman, dari mana bisa belajar keberagaman dan toleransi jika semuanya terasa sama, seperti ada sesuatu yang tercerabut dari akarnya.

Siapa kita, dari mana berasal, budayanya seperti apa, dan sederet pertanyaan yang selalu mempertanyakan identitas kita akan terus muncul, yang akhirnya akan kehilangan jati diri.

Lalu apa masalahnya jika jati diri itu hilang?
Orang yg ragu dan bingung tentang jatidiri nya akan berbondong-bondong mengikuti arus utama, bahkan tanpa ragu menanggalkan identitasnya selama ini demi mendapatkan pengakuan. Tentu yg dimaksud adalah pengakuan arus mayoritas, pengakuan kaum mainstream.

Solusi mengatasi itu semua,salah satunya menggunakan logika terbalik. Logika terbalik adalah Berfikir berbeda dengan pola dan cara tidak biasa, berguna membantu kita mencerna dan memahami kejadian disekitar. Selalu pertanyakan segala sesuatu yang dianggap kebenaran oleh pemahaman mayoritas.

Begini lho, ambil saja contohnya, jika mayoritas bilang bahwa tidak bisa hidup tanpa konektifitas internet, hari terasa hambar tanpa pegang Smartphone, berpikirlah untuk mematikan konektivitas minimal selama 20 menit saja, berikan otak dan tubuh untuk menikmati dirinya sendiri, pasti jiwamu akan jauh lebih tenang.

Jika mayoritas berfikir bahwa LABEL adalah standart sebuah kebenaran, entah itu labelnya USTAD, GELAR, REPUTASI Media Besar alias media mainstream alias media terkemuka, sehingga beritanya "dipersepsikan" selalu dapat dipertanggung jawabkan dan mempunyai validitas. Saya bilang "stop" dan mulailah untuk selalu tidak mempercayai dan selalu pastikan tentang kebenarannya, karna LABEL tidak pernah sama sekali menjadi standart kebenaran. sehingga anda tidak terjebak seperti kaum "mainstream" sedikit sedikit di share di sosmed, grup WA, yang malah jadi sampah.

Jika mayoritas beranggapan, bahwa konsep kekinian adalah memajang Photo "kebersamaan", memamerkan kegiatan, menarik perhatian, mendapatkan pengakuan melalui Medsos dengan tujuan mendapatkan kata kata "wah cantik" "Wah hebat Ya" "Sekarang Kamu Sudah Sukses" "seksi Banget" dan kepuasan mendapat LIKE. Mulailah mengurangi itu semua, dan kejarlah "pengakuan" dan "keakuanmu" dari teman sebelahmu, tetanggamu, kedua orang tua, tulisanmu yang bermanfaat nyata, dan dalam dunia nyata orang benar benar menganggapmu ada dan berharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun