Mohon tunggu...
ilham aufa
ilham aufa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, Penulis Lepas

Masih Belajar dan Terus Belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perokok yang Tetap Segar Bugar

13 Agustus 2017   06:24 Diperbarui: 13 Agustus 2017   11:32 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seorang raja pusing tujuh keliling. Tiga anaknya mempunyai perilaku tidak seperti yang diharapkan. Yang sulung doyan perempuan. Anak kedua suka minum arak. Anak bungsunya perokok berat.

Karena saking kesalnya, ketiga dipanggil.

"Kau anak sulung. Aku sediakan ruangan besar terkunci dari luar. Saya kasih kau perempuan berbagai rupa. Tak boleh kau keluar hingga sepuluh tahun ke depan. Sampai kau bosan dengan banyak perempuan."

"Kau anak kedua pun sama. Aku sediakan berbagai macam arak yang kau suka. Minum sesukamu. Tak boleh kau keluar hingga sepuluh tahun ke depan. Sampai kau bosan dengan banyak arak."

"Demikian pula kau anak bungsu. Aku kasih kau berbagai macam rokok sampai kau puas. Nikmati sampai kau menjadi pesakitan. Tak boleh kau keluar hingga sepuluh tahun ke depan. Sampai kau bosan dengan rokok yang ada."

Sepuluh tahun kemudian, tiga pintu ruangan tertutup itu pun dibuka.

Si sulung keluar dengan sempoyongan. Rambut awut-awutan tak terawat. Anak kedua pun keluar dari ruangan dengan perut yang menggelambir. Menandakan banyak minum arak. Sementara anak ketiga keluar dengan badan yang sehat. Segar bugar.

Raja pun heran. "Kenapa kau tampak berbeda dengan dua kakakmu yang lain? Sehat dan segar bugar?"

"Baginda, kau begitu baik hati memberi kepuasan pada aku dan kedua saudaraku. Bahkan melebihi apa yang kami pinta. Kakak sulung kau puaskan dengan banyak perempuan. Kakak kedua kau penuhi berbagai macam arak di ruangannya.  Akupun kau sediakan berbagai macam rokok kesukaanku. Tapi..."

Tapi apa? Tanya sang Raja

"Di ruanganku tak kau sediakan korek api," terang anak bungsu.

Semenjak itulah, sang Raja sadar betapa pentingnya korek api. [ ]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun