Mohon tunggu...
Audy Marsyanda
Audy Marsyanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia Kaya Bahan Baku Nikel, Bisnis Prospektif Mobil Listrik

30 November 2022   20:16 Diperbarui: 30 November 2022   20:28 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia termasuk galat satu negara yang sangat kaya akan asal daya alam. Salah satunya merupakan bahan standar nikel yang lagi booming lantaran tren perkembangan kendaraan beroda empat listrik (electric vechical) yang sangat pesat. Potensi bahan standar nikel Indonesia dianggap akan habis sampai 200 tahun ke depan.

Mengutip Data US Geological Survey (2019), berdasarkan 80 juta metrik ton cadangan nikel global, hampir 4 juta metrik ton tersimpan pada Indonesia. Angka ini menempatkan Indonesia pada peringkat ke-6 deposit nikel terbesar pada global.
Sebelum diberlakukanya pelarangan ekspor bahan tambang mentah, Indonesia termasuk tiga akbar negara pengekspor nikel dan mineral ikutannya.

Tetapi semenjak Januari 2020, pemerintah secara resmi melarang ekspor nikel mentah, baik menjadi batuan nikel (nickel ore), juga bijih nikel yang kadar nikelnya pada bawah 3%.

Ketersediaan bahan standar dan posisi Indonesia yg dekat menggunakan Australia, dievaluasi sebagai keunggulan kompetitif buat membuatkan ekosistem baterai tunggangan listrik. Ditambah lagi, apabila Indonesia nantinya pula berhasil membuatkan industri tunggangan listrik.

Walaupun kebijakan ini digugat sang Organisasi Perdagangan Dunia ( WTO), tetapi kebijakan ini perlu dilanjutkan lantaran cadangan nikel pada Indonesia akan terus menipis. Selain itu, kebijakan ini pula diambil pada rangka acara pemerintah terkait tunggangan listrik, lantaran nikel mampu dimanfaatkan buat industri baterai tunggangan listrik yg memiliki prospek sangat cantik ke depan.

Menurut pendapat saya, Indonesia sangat siap sebagai pembuat baterai tunggangan listrik. Hal ini mengacu ketersediaan berlimpah nikel, material inti pembuatan baterai, yang adalah galat satu komponen termahal pada tunggangan listrik.
Indonesia mempunyai asal daya alam yang relatif buat itu, peningkatan ekspor nikel buat memenuhi lonjakan permintaan kendaraan beroda empat listrik pada pasar dunia dievaluasi bakal mengakibatkan menipisnya persediaan bahan standar pada Tanah Air.

Pada Saat ini permintaan tunggangan listrik terus semakin tinggi dan diperkirakan tumbuh lebih kurang 55 juta unit pada global dalam 2040. Sejalan itu kebutuhan baterai lithium pula semakin tinggi yg diramalkan akan terdapat kapasitas lebih berdasarkan 500 GWh buat tunggangan listrik dalam 2030.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun