Setelah melalui jalur trekking selama kurang lebih 30 menit berjalan kaki, menyusuri sungai berbatu-batu, serta hutan liar, pengunjung akan tiba di lokasi curug. Pemandangan air yang mengalir deras di atas tebing batu setinggi 15 meter akan menyambut wisatawan.
Suara deburan air dari ketinggian menjadi lagu selamat datang yang menyejukkan telinga. Curug Rahong memiliki kontur yang tidak biasa, yaitu tebing batu yang menonjol. Tidak seperti air terjun yang umumnya mengalir nyaris tegak lurus, Curug ini justru berbentuk 'cembung'.
Langsung ke kolam dengan air yang menyegarkan. Setelah bermain air, beristirahatlah di bebatuan sungai sambil berjemur menikmati hangat sinar matahari.Jika ingin menghilangkan lapar, pesan makanan di salah satu warung sambil menghilangkan lelah di saung yang tersedia. Jangan lupa untuk mengabadikan momen dengan kamera atau mengasah kemampuan fotografi di sini.
Sedikit tips jika ingin mengambil foto Curug Rahong, datanglah sebelum tengah hari. Ketika matahari sudah tinggi, akan sulit memotret air terjun karena pencahayaan yang kurang baik. Posisi air terjun yang tinggi membuatnya menimbulkan efek backlight sehingga akan sulit.
Seiring bertambahnya wisatawan, warga sekitar yang bertindak sebagai pengelola telah menambahkan sejumlah fasilitas minimum.Fasilitas tersebut yaitu toilet, kamar bilas, serta warung makan dengan bangku-bangku dan saung.Â
Sayangnya, kebutuhan parkir masih terbatas pada lahan rumah warga. Jalan setapak menuju lokasi curug pun kondisinya belum terlalu layak serta minim petunjuk.