Mohon tunggu...
Audia Azani
Audia Azani Mohon Tunggu... -

Blog: www.ayamsausmelon.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

"Kok Cuman Di-read?"

21 Agustus 2015   10:25 Diperbarui: 4 April 2017   17:57 2198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber: thebridge.jp"][/caption]

Read atau to read adalah sebuah kata kerja dalam bahasa Inggris yang kita kenal dengan arti "membaca". Kata kerja ini bisa jadi kata kerja paling awal yang diperkenalkan kepada kita ketika kita baru mempelajari bahasa internasional ini. Jika biasanya kita mengartikan read sebagai membaca bacaan yang tertera pada kertas seperti buku, koran, dan brosur, kemajuan teknologi membuat kata ini mengalami perluasan makna. Read saat ini identik dengan membaca bacaan elektronik. Terutama bagi yang senang chatting. 

Menarik jika menelusuri bagaimana saat ini kata read identik dengan chatting. Sejak kemunculan beberapa aplikasi chatting seperti Line, Whatsapp, dan BBM, berkirim SMS sepertinya sudah menjadi barang langka. Selain lebih murah, chatting juga lebih cepat. Tampilan chatting juga lebih menarik karena ada stiker dan emoticon yang dapat mendukung emosi yang diungkapkan oleh pengirim pesan ataupun untuk menyingkat percakapan (misal: kita tidak perlu menulis "hahaha" lagi jika ada emoticon/stiker tertawa). Dan yang paling utama: kita dapat mengetahui apakah pesan tersebut sudah dibaca oleh penerima pesan (komunikan) atau belum. 

Adanya fasilitas read pada chatting memang cukup memudahkan. Apalagi jika diterapkan dalam grup chatting. Jika ada pesan penting yang harus disebarkan pada khalayak banyak, kita bisa mengetahui berapa banyak yang sudah membaca pesan tersebut. Bahkan di Whatsapp kita dapat mengetahui siapa saja yang sudah membaca pesan itu. 

Akan tetapi, ternyata fasilitas ini pulalah yang sering sekali menjadi sumber galaunya anak muda. Lihat saja curhat-curhat yang pernah saya tampung di bawah ini:

"Aku udah nge-chat dia berkali-kali. Eh, cuman di-read doang."

"Aku udah nanya pendapat kalian di grup (chatting). Yang read banyak, yang nanggepin dikit."

"Aku minta pendapat di grup (chatting) nggak ada yang jawab. Padahal udah banyak yang nge-read."  

Ada beberapa kemungkinan mengapa sebuah chat hanya dibaca tanpa dibalas:

  1. Komunikan kehabisan bahan obrolan
  2. Komunikan tidak tahu tanggapan yang tepat untuk pesan tersebut
  3. Komunikan menganggap pesan kita tidak terlalu penting untuk dibalas
  4. Komunikan malas menanggapi pesan 
  5. Komunikan gengsi untuk membalas pesan 
  6. Komunikan sedang sibuk sehingga hanya sempat membaca tanpa membalas
  7. Komunikan sudah mengirim pesan balasan namun sinyalnya jelek sehingga tidak sampai pada si pengirim
  8. Komunikan kehabisan paket internet
  9. dan kemungkinan lainnya

Melihat pesan yang hanya dibaca saja tanpa dibalas seringkali membuat si pengirim (komunikator) galau. Komunikator akan merasa diabaikan. Jika kasusnya adalah pesan di grup chatting, komunikator bisa jadi akan merasa tidak dihargai oleh teman-temannya. Pesan ini dapat berimbas pula pada renggangnya sebuah hubungan, bahkan menyebabkan adanya pertengkaran. Pernah kejadian seorang teman saya bertanya sesuatu di grup chatting dan tidak ditanggapi. Esoknya, dia memarahi kami semua karena kami bersikap apatis.  

Masalah tersebut berawal dari overthinking dan galau. Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari galau yang berlebihan akibat pesan yang cuman di-read? 

  • Positive thinking, atau kalau bisa jangan terlalu dipikirkan.
  • Belajar memaklumi. Memang banyak kemungkinan yang membuat komunikan tidak membalas pesan tersebut dan kita harus berusaha menerima kemungkinan tersebut.
  • Kalau memang masih belum bisa mengalihkan pikiran dari pesan yang di-read itu, coba beralih pada pekerjaan yang lebih positif daripada galau. Contohnya seperti tulisan ini yang lahir gara-gara pesan cuma di-read, hehehe. 
  • Jika komunikan bisa ditemui, sebaiknya chatting dialihkan pada tatap muka saja. Dari sana, komunikator lebih bisa melihat komunikan dengan jelas. Dan jika ada miskomunikasi, kedua pihak bisa langsung meluruskan pembicaraan saat itu juga tanpa harus galau. 

Semoga bermanfaat. Selamat ber-chatting ria! :)

 

 

Pondok Betung, 21 Agustus 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun