Mohon tunggu...
Atep Abdul Rohman
Atep Abdul Rohman Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Santri dan Mahasiswa

Pria asal Bandung yang hobi naik gunung tapi takut ketinggian.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Takdir Berkata Lain

31 Juli 2022   07:04 Diperbarui: 31 Juli 2022   07:11 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: freepik.com

"Fan, aku ke sini mau ngasih surat buat kamu. Baca nanti ya. Aku mau pulang ke pondok sekarang nih. Assalamu'alaikumm ...." Wafa pergi dengan meninggalkan surat misteri di tangan Irfan.

"Wa'alaikumussalam... nanti aku baca di rumah ya," jawab Irfan mengakhiri.

"Kepada seluruh kelas XII, agar memasuki ruangan untuk pembagian dokumen sekolah," ujar MC mengumumkan. Setelah kumpul di kelas, ketua kelas mengambil kesempatan untuk berbicara terakhir kalinya.

"Teman-teman, sebelum dibagi dokumen, tadi ada Mbak Wafa memberikan surat ini. Beliau meminta untuk dibacakan di depan kelas dan  didengar oleh semua anggota kelas. Bisa, kan?"

"Biasaaa ...," jawab anggota kelas kompak. Surat pun dibacakan.

"Teman --teman yang dicintai, gue sangat berterimakasih atas semua perilaku baik kalian. Semua pengertian kalian gak gue dapetin di tempat lain. Gue minta maaf juga atas semua kesalahan gue. Gue sering bikin onar, bikin ribut di kelas, gue sering ganggu kalian, gue minta maaf. Gue sangat berharap kalian maafin gue. Gue doain kalian semoga selalu bahagia. Khususnya pada Irfan, gue minta maaf dah ganggu loe. Maaf juga gue ngilang gitu aja. Sekarang gue sudah bisa merasakan bahagianya hidup. Makasih atas segalanya. Salam dari Wanda." Ketua kelas membacakan surat Wanda.


Terdengar isak tangis saat pembacaan surat itu, mengenang sosok yang dulu bersamanya. Termasuk Irfan, air mata membasahi pipinya. Dia ingat ketika dulu tak peduli dengann nasibnya, tidak mengertikannya sama sekali. Menganggap Wanda adalah wanita bejat yang hidup bersamanya.
Di tengah renungan itu, Irfan ingat surat pemberian Mbak Wafa untuknya. Ia langsung lari ke luar kelas, berbelok menuju taman. Dibukalah surat yang berada di sakunya itu dengan cepat.

Untuk Irfan
Di tempat

Irfan, ini aku Wafa. Maaf mengganggu waktumu. Aku hanya ingin menyampaikan kabar seseorang yang menurutmu gak penting. Kau tau itu siapa? Dia adalah Wanda. Sekilas, jika dilihat masa lalunya yang begitu buruk, orang-orang menilainya dengan penghinaan. Tapi ketahuilah, dia telah memilih tidak masuk kelas, memilih meninggalkan gengnya di sekolah untuk belajar sholat dan baca Al-Qur'an di pondok pesantren. Bersamaku dia giat sekali belajar. Dia ingin bertaubat atas kesalahannya yang pernah dia perbuat. Dia juga sering cerita kepadaku, khususnya tentangmu.

Irfan, beberapa waktu yang lalu Wanda mendekatimu karena dia mulai ada rasa padamu. Semakin ingin dekat denganmu, rasa tidak pantas menyelimutinya. Tapi berkat kenal denganmu, dia semakin semangat untuk merubah dirinya, dia semakin ingin mengenali Tuhannya. Dia rajin sholat walaupun belum sepenuhnya benar. Dia rajin baca Qur'an walaupun terbata-bata. Singkatnya, kamu menjadi inspirasi baginya, dia mengagumimu. Lebih jelasnya dia mencintaimu, Irfan. Dia ingin kamu menikahinya kelak. Dia ingin kaulah yang menjadi pembimbing hidupnya berjuang bersama meraih ridlo-Nya.

Namun Allah berkata lain, semua harapan mulia itu berakhir menyedihkan. Sekarang dia sudah tiada. Tiga hari yang lalu, ketika Wanda akan menjenguk pamannya memakai sepeda motor, dia mengalami kecelakan. Dia meninggal di tempat. Aku yakin banget dia husnul khatimah. Maaf aku baru bisa mengabarimu sekarang. Doakan dia, Irfan. Dia mencintaimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun