Mohon tunggu...
Atunk F. Karyadi
Atunk F. Karyadi Mohon Tunggu... Editor - Menulis yang manis dan mengedit yang pahit. Haaa

Suka yang klasik dalam kata, dan futuristik dalam kerja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengagumi Prof Azyumardi Azra

26 Oktober 2017   12:24 Diperbarui: 18 September 2022   21:26 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama usai kelas (doc.pribadi)

Pagi itu, saya bangun agak telat, pukul 07.00 WIB. Padahal jadwal kuliah jam pertama pukul 07.30 WIB. Saya segera bergegas menuju kampus. Saya berdiri di depan kelas, saya mendengar sudah ada suara dosen di dalam. Saya agak ragu masuk, apalagi telat 20 menit.

Tiba-tiba seorang mahasiswi senior keluar dari kelas. Saya menyapa dia, "Bu, sudah ada dosennya ya?" Dengan tergupuh-gupuh dia menjawab "Iya, Mas. Beliau disiplin, mahasiswa yang telat gak boleh masuk. Coba aja kalau gak peraya." Jantung saya semakin berdebar, ngosngos-an belum berhenti ditambah penjelasannya yang makin bikin adrenalin dag dig dug.

Hampir saja saya pergi meninggalkan kampus begitu saja. Namun kembali saya urungkan, kalau saya pulang maka perjalanan saya dari Kampung Rambutan ke Ciputat sia-sia belaka. 

Tiba-tiba tekad saya semakin bulat ingin masuk ketika ada seorang teman mengirim pesan di WA. 

"Mas, saya gak berani masuk, karena dosen sudah di dalam kelas, saya sedang di taman, saya melihat mas di depan kelas, coba deh masuk, kalau diterima dosen, saya akan ikut masuk nanti," ungkapya kurang lebih.

Saya celingak-celinguk, ternyata dia ada di taman bawah, sedangkan kelas di lantai dua. Bismillah, saya bulatkan hati masuk kelas. Gagang pintu sudah saya putar. Bunyi deritan besi pasti menjadi pusat perhatian orang-orang di dalam. 

Setelah berhasil, saya buka daun pintu perlahan. Terasa aura yang luar biasa, seperti tim pembutu hantu masuk ke areal mistik. Plongmeski penuh kekhawatiran.

Kemudian saya masukkan kepala, sedangkan leher dan semua tubuh masih di luar. Saya menyapu pandangan seisi ruangan. Ketika tepat beradu pandang dengan dosen, beliau langsung menegur "Maaf, saya tidak menerima mahasiswa yang telat. Silakan keluar!"

Jeggeeer... Saya bagaikan perahu yang disambar petir di tengah ombak samudera. Saya mencoba menenangkan hati lalu berlalu menuju tempat apa pun yang bisa menjadi persinggahan. 

Selesai kelas, seorang kawan bercerita, "Jangankan kamu yang tadi telat 20 menit, Bro. Ada yang cuma telat 2 menit aja gak boleh masuk!".  

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun