Mohon tunggu...
Attar Musharih
Attar Musharih Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Attar Musharih

Seorang pengamat bola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Karir Indah Messi, Solidaritas Timnas Argentina, dan Realistisnya Sepak Bola

12 Juli 2021   01:46 Diperbarui: 12 Juli 2021   01:57 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: The New York Times (Nelson Almeida/Agence France-Presse --- Getty Images )

Argentina akhirnya menjadi jawara Copa America setelah penantian yang begitu lamanya, terahir kali Albiceleste merasaan keindahan euforia ini adalah tepatnya 27 tahun silam saat angkatan generasi emas Maradona berhasil menjawarai benua Amerika.

Topik utama dari keberhasilan Argentina kali ini adalah untuk pertama kalinya Lionel Andres Messi dapat mempersembahkan trofi bergengsi kepada negara yang ia cintai dan akan selalu ia sayangi. 

Kritik dan sumpah serapah senantiasa dilontarkan kepada megastar Barcelona satu ini, diduga bahwa dia tak akan pernah bermain sepenuh hati saat berseragam biru putih, semangatnya dalam bermain si kulit bundar hanya ada pada Barcelona saja, bukan untuk Argentina.

Faktanya La-Pulga telah berhasil mengantarkan Agentina ke final sebanyak 3 kali berturut-turut sebelum pergelaran ini namun selai dikali 0 oleh seluruh masyarakat pencinta Sepakbola terutama para pembencinya.

Messi selalu menjadi pusat perhatian skaligus bintang dalam setiap laga yang dilakoni oleh Argentina, namun pada babak final yang akan selalu dikenang ini bukan hanya tentang La-Pulga, nama-nama seperti Emi Martinez,De Paul dan Dimaria keluar sebagai pahlawan tak terduga dan menjadi aktor utama dibalik kejayaan Albiceleste melumat Brazil dirumah mereka sendiri, Maracanazo jilid dua sungguh mimpi buruk bagi negara dengan perolehan Piala dunia terbanyak tersebut.

2021 menjadi taun yang indah bagi Messi dan akan selalu tersimpan kenangan dan memori indah baginya. Sangat spesial tentunya, kita semua menjadi saksi bahwa Messi tetaplah seorang manusia meskipun kelebihannya terkadang melewati logika dan sains. Saat memasuki ujung akhir laga, Lionel Messi mendapatkan peluang emas hasil umpan terobosan brilian dari De Paul tetapi dirinya justru bingung dan membeku sehingga bola berhasil diamankan oleh Ederson sebelum La-Pulga sempat untuk menembakkannya ke gawang.

Ironis tentunya bahkan pemain senior melagenda seperti Messi saja bisa gagal, tentunya cerita indah ini bukan seperti yang ada pada film-film biasanya, dimana sang protagonis berhasil menyelesaikan masalah dengan kaki tangannya sendiri tanpa bantuang siapapun, namun ini adalah kehidupan nyata, sehebat-hebatnya Messi tentu dirinya tetap membutuhkan kinerja sama tim yang kompak, dan para punggawa Argentina berhasil membungkam orang-orang yang telah memandang mereka dengan sebelah mata.

Perdebatan tentang gagalnya Messi bersama timnas Argentina akhirnya terhenti mulai hari ini, akhirnya kita semua sadar bahwa Sepakbola dimenangkan oleh 11 orang. Walaupun gagal memanfaatkan peluang emas untuk menambah keunggulan, tetapi kontribusi Lionel Messi selama turnamen tetap hrus diakui,

La-Pulga akan selalu menjadi pemain terbaik sepanjang masa. Namanya akan selalu dikenang, dan karirnya menjadi sempurna di umur yang ke 34 ini. Meskipun belum memenangkan Piala Dunia, tetapi Leo Messi sudah merasakan euforia bersama negara yang ia cintai dan berasal.

Karir yang indah dan realistis, nilai moral kehidupan yang telah diajarkan dibalik kerasnya perjuangan Messi benar-benar menyadarkan kita semua. Realistis karena pada dasarnya tidak ada yang mustahil dalam kehidupan ini, Brazil lebih diunggulkan namun pada akhirnya sang rival yang akhir-akhir ini selalu dipandang sebelah mata mampu menunjukkan pada dunia bahwa mereka bukan "the second best" atau tetangga berisik bagi Brazil di benua amerika, mereka bukan sekedar bayang-bayang tetapi merekalah raja sesungguhnya.

Rodrigo De Paul menjadi pahlawan tanpa tanda jasa di pertandingan ini, dunia dan sorotan media mungkin hanya berfokus kepada kebahagiaan dan keberhasilan Messi tetapi dibalik itu semua ada sosok De Paul yang hadir sebagai tangan kanan dan partner yang sempurna bagi Leo Messi untuk mewujudkan mimpinya, gelandang ini ada dimana-mana, dia tak takut untuk beradu fisik dengan Neymar yang memiliki segudang skill, kontribusinya mirip prime Busquets bersama Barca, bukan berlebihan tetapi performanya kemarin melawan Brazil layak menyandang man of the match meskipun gelar tersebut diambil oleh sang goalskorer Di maria yang juga menurut saya sangat layak sama halnya dengan De Paul dan Emi Martinez.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun