Mohon tunggu...
Attar Musharih
Attar Musharih Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Attar Musharih

Seorang pengamat bola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Masa Kritis Barcelona Pasca Kandas oleh Atletico 2-3, Xavi Sang Legenda Siap Jadi Penyelamat?

12 Januari 2020   18:39 Diperbarui: 12 Januari 2020   18:45 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: ESPN.Soccer

Barcelona berhasil ditundukkan oleh pasukan Diego Simeone dengan skor tipis yakni 3-2. Atletico Madrid menendang Blaugrana kembali ke Spanyol lebih dahulu lewat gol Koke,titik putih Morata dan Angel Correa mampu mengubur impian Barca menuju final dan berhadapan dengan rival sehidup mati mereka yakni Real Madrid.

Los Galacticos lebih dahulu menyabet gelar finalis setelah mampu mencukur habis Valencia sang kuda hitam dengan skor 3-1, tim yang berhasil mengalahkan Barcelona di final Copa Del Rey musim lalu. Barcelona tunduk setelah tercomback oleh Atletico Madrid, kendati sempat unggul lewat sepakan gol berkelas Messi kemudian sundulan Griezmann namun skor berbalik dari 2-1 menjadi 2-3 berkat ulah dari Morata dan Angel Correa berhasil meluncurkan Atleti ke babak final bersua dengan Real Madrid.

Posisi Valverde kembali ke titik keterpurukan bersama Barcelona mengingat kedatangan pelatih ini seakan-akan memudarkan gelora klub ganas Spanyol ini. Selama masa kepemimpinannya, Barcelona seakan-akan hanya jadi lelucon dan merana kedalam gua gelap. Tidak mampu mempertahankan keunggulan 3 gol merupakan hal yang memilukan untuk klub seperkasa Barcelona yang dahulu kita kenal pada masanya merupakan tim dengan permainan terindah dan tidak tertandingi membuat lawan terhipnotis oleh sisi permainan lapangan tengah mereka.

Xavi Hernandes adalah lagenda ikon keindahan dan filosofi permainan tim Barcelona. Dia termasuk kategori underrated dan terkadang dilupakan sebagai salah satu jenius Sepakbola yang pernah ada. Bisa dibilang Xavi merupakan gelandang terbaik sepanjang masa yang mampu mengendalikan tempo permainan dan sangat memanjakan para penyerang. Zidane dan Pirlo adalah tipikal gelandang cerdas tetapi pemain asal Spanyol dengan DNA Blaugrana ini bisa dibilang sempurna dalam segala hal, keanggunan dan ketenangannya dapat dijadikan contoh bagi pemain muda zaman sekarang.

Pikirannya memang luar biasa dan kini sudah terbukti mampu memimpin tim dari Qatar yakni Al-Sadd dan menjadi pelatih yang baik bagi klub tersebut, namanya yang identik dengan Barcelona seperti mendekatkan lagenda ini semakin dekat sebagai judador pemimpin baru bagi Barcelona untuk menggantikan Ernesto Valverde. Ada apa dengan Barcelona? Xavi memang jenius Sepakbola tetapi dalam hal pengalaman sebagai pelatih, lembarannya belum cukup untuk menahkodai mantan klubnya kendati sudah memiliki pengalaman di Qatar. 

Banyak nama selain Xavi yang rumornya berhembus kencang akan segera menggeser kursi kepelatihan Valverde yang semakin hari kian memburuk dan sangat mengecewakan kenapa permainan Blaugrana berubah dari dinamis menjadi monoton. Dalam laga El-Clasico terjadi sebuah ironi yang sangat kacau bagi publik Barca dimana Real madrid mendominasi sepanjang laga dan membuat barisan lapangan tengah Blaugrana mati kutu. Meskipun memiliki gelandang hebat seperti De Jong tetapi pemain muda berasal dari akademi Madrid yakni Fede Valverde tampil lebih fantastis. 

Barcelona seperti kabur dari penghukuman, hampir saja mereka dipermalukan oleh musuh mereka Los Galacticos yang kurang beruntung karena tak dapat menjebol gawang Ter Stegen meskipun mereka menggedor kencang jantung pertahanan barca serta tampil lebih baik. Skor berakhir 0-0 tetapi secara permainan jelas Real Madrid diatas dibandingkan Barcelona yang tampil seperti kehilangan arah.

Meskipun diawal laga Barcelona sempat mengancam tetapi sepanjang babak pertama yang kita lihat hanyalah penguasaan penyerangan Real Madrid yang membuat Barcelona terkurung setengah lapangan dan berusaha mengembalikkan penguasaan dengan saling oper di daerah sendiri dan beberapa counter attack serta umpan magis Messi yang gagal dikonversikan menjadi gol oleh Jordi Alba.

Melawan juru kunci peringkat 20 yakni Espanyol, Barcelona harus bermain imbang dengan tim medioker padahal status mereka adalah oemuncak klasemen, sungguh hasil yang memalukan. Di masa Pep Guardiola dan Luis Enrique hampir tidak pernah Blaugrana seburuk ini.

Meskipun terkadang gagal menjawarai Liga Champions tapi setidaknya mereka keluar dari arena secara terhormat bukan dengan metode hina dan merana seperti sekarang ini. Meskipun ada nama pemain muda seperti Ansu Fati dan Carles Perez dibawah asuhan Valverde tetapi harus diakui permainan Blaugrana sangat buruk akhir ini dan tampaknya permainan hanya berfokus pada kemagisan Messi saja. 

Ousmane Dembele sang youngstar diboyong dari Dortmund dengan bandrol 105 M sama dengan biaya Manchester United saat membawa pulang Pogba ke old trafford. Pemain muda satu ini tak pernah menderita cedera saat berada dibawah komando Thomas Tuchel saat membela Dortmund tetapi saat berlabuh di publik Camp Nou, pemuda asal Prancis ini senantiasa menderita cedera panjang setiap musim seakan-akan sakit kaki adalah keseharian dan ambulans identik dengan aset klub Barca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun