Mohon tunggu...
Attar Musharih
Attar Musharih Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Attar Musharih

Seorang pengamat bola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Perjuangan Messi dan Cr7 dan Kepunahan Sepak Bola Argentina

31 Maret 2018   18:13 Diperbarui: 31 Maret 2018   18:14 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Mirror.Co.Uk

Dalam setiap pergelaran piala dunia Argentina termasuk salah-satu calon kuat juara untuk membawa pulang trofi ini ke zona conmebol tetapi tampaknya era sudah berubah drastis dimana tim sekelas Argentina sudah dianggap akan menjadi tumbal dan bukti tim yang akan terpeleset dan menjadi badut dalam ajang Piala Dunia nanti intinya Argentina sudah tidak dimasukkan lagi sebagai kandidat jawara, meskipun datang ke Rusia dengan status runner-up, kekalahan tim tanggo melawan El-Matador sungguh merupakan pukulan telak dengan skor memalukan 6-1.

Spanyol tampak tidak kesusahan melawan Argentina yang selama ini kerap kali mengunci peringkat nomor satu dirangking Fifa,tampaknya Spanypl sudah membuktikan bahwa mereka sudah kembali dan siap menerima kejayaan mereka yang beruntun lagi, dalam 2 laga mereka melawan finalis di Brazil empat tahun lalu, Spanyol berhasil menahan imbang sang jawara bertahan dan mengajarkan kepada Argentina kerasnya Sepakbola mereka dan siap menghantui Argentina di Rusia nanti.

Skor 6-1 bukan hal yang patut dibanggakan oleh Sampaoli, jika mereka hanya kalah selisih 2 sampai 3 gol itu masih wajar karena komposisi pemain Spanyol lebih memiliki tingkat dan skill permainan yang tinggi dan mereka juga tampil baik di babak kualifikasi berbeda dengan Argentina yang keteteran demi mendapat tempat dan merebut tiket ke Rusia. Messi berhasil membangkitkan asa mereka di ajang Piala dunia setelah menyumbang 3 gol melawan Ekuador di laga hidup mati skaligus menghindarkan Argentina untuk bertemu dengan fase Play-off yang menggugurkan Italia.

Messi menjadi one man army tapi tidak boleh disalahkan juga, bahwa memang Argentina bukanlah sekuat klub Messi yakni Barcelona mengingat kualitas permainan mereka sudah berubah dan tidak seganas dahulu tepatnya pada saat pergelaran Piala Dunia 2014 di Brazil, mereka mampu menunjukkan bahwa selain Brazil mereka juga termasuk kiblat Sepakbola di benua amerika mengingat tim Samba kali itu tidak perlu melalui perjuangan kualifikasi karena sebagai tuan rumah, dibawah asuhan Allejandro Sabella, Argentina mampu memupuskan harapan kuda hitam Belgia dan Swiss meski hanya dengan skor tipis dan mengalahkan Belanda di semifinal lewat babak adu penalti.

Asa Argentina masih terselamatkan di Piala Dunia kali ini karena mereka bertemu tim yang tidak jauh sekali levelnya dibandingkan Argentina yang dimana sudah menunjukkan punahnya Sepakbola dalam negara mereka. Singa benua Amerika ini bertemu dengan Kroasia,Islandia dan Nigeria, faktanya mereka semuanya adalah negara dengan permainan spartan dan bermain lepas beban justru dilain sisi, Argentina memiliki beban berat bersama Lionel Messi demi mengangkat harga diri Sepakbola Argentina yang telah merana dan mulai dipandang sebelah mata lagi.

Islandia untuk lolos dalam ajang ini mereka sudah membuktikan kekuataan mereka dan sudah melalui test supermahadasyat demi lolos ke ajang ini jadi tentunya ke32 negara ini sudah melewati babak kualifikasi. Argentina harus berhati-hati bila mereka tidak ingin bernasib sama dengan Inggris yang digadang-gadang sebagai negara yang memiliki liga terbaik dan salah satu calon kuat jawara pada Euro 2016 justru dikalahkan di babak 16 besar oleh Islandia, negara dengan ikon menara eiffel hanya bisa menyaksikan kejadian tersebut namun mereka mampu menghentikan laju Islandia di depan publik mereka pada babak 8 besar dengan skor telak 5-2.

Secara persiapan Islandia datang dengan modal yang baik, tetapi yang merupakan calon juara grup dan yang paling diunggulkan dalam grup ini yakni Argentina justru datang ke ajang ini dengan modal lesu mengingat sudah 3 kali berturut-turut mereka harus pasrah menjadi penggiring lawan untuk mengangkat trofi setelah dikalahkan oleh Jerman di Piala Dunia dan Chile dalam ajang Copa Amerika bahkan Chile saja yang tampil luarbiasa dan sudah menjadi jawara Copa Amerika berturut-turut pun gagal lolos ke Piala Dunia.

Argentina ditundukkan oleh Jerman lewat kaki seorang pemain pengganti yang masuk di babak tambahan dengan tendangannya dari samping mampu membuat Romero terperdaya skaligus mengantarkan Der-Panzer menjawarai trofi Piala Dunia setelah terakhir kalinya pada saat 1990, dan menjadi juara untuk keempat kalinya bagi Jerman, sedangkan Argentina belum bisa mengembalikkan glorinya squad dan era Maradona pada saat tahun 1986 dan Mario Kempes 1978 yang pada saat itu Argentina jawara dan selalu menjadi raja didunia dan ditakuti oleh seluruh lawan.

Dalam setiap pergelaran Piala Dunia, Jerman memang selalu menunjukkan keperkasaanya dan selalu menjadi peserta yang selalu magis dalam setiap kompetisi dan wajib 4 besar di pergelaran Piala Dunia. Abad 21 dari tahun 2002-2006-2010-2014, Jerman selalu menjadi peserta 4 besar dan menunjukkan adidaya mereka dalam bidang Sepakbola dan budidaya pemain muda mereka seakan tidak ada habisnya, mereka bisa mewujudkan impian mereka sebagai tim pertama yang back-to-back Piala Dunia melihat komposisi formasi roda Panzer sangat luarbiasa dan memiliki pemain berkualitas penggedor serangan,motor serangan dan barikada yang siap menunjukkan taringnya lagi di Rusia.

Piala Dunia selalu menghadirkan momen mengejutkan, salah satunya adalah gugurnya tim kuat yang persepakbolannya menurun dan sudah memiliki tanda-tanda akan menjadi tim yang dikalahkan oleh negara berkembang dalam Sepakbola dan memiliki tanda-tanda kejayaan di ajang akbar ini, banyak contoh seperti Italia yang memiliki gaya bermain sangat khas dan memusingkan tim kuat lainnya apalagi tim kuda hitam namun dalam ajang Piala Dunia berturut-turut yakni 2010 dan 2014 mereka hanya menjadi penghuni grup yang angkat koper terlebih dahulu.

Belanda sudah menunjukkan tanda-tanda kegagalan menuju Piala Dunia 2018 pada saat mereka gagal mendapatkan tiket ke Euro,berbeda dengan Italia, tim oranye tampil pancen oye di Piala Dunia 2014 setelah berhasil menuntaskan misi balas dendam atas kekalahan 2010 di final melawan Spanyol, pasukan Louis Van Gaal mampu menggusur Del Bosque dari grup B dan menendang mereka ke pesawat kembali ke Spanyol setelah supervan dan Robben berhasil meratakan Spanyol dengan gol spektakuler mereka dan berhasil mengantarkan Belanda mengalahkan Spanyol 5-1 di babak grup dan keluar sebagai jawara 3 dalam pergelaran ini mengalahkan Brazil yang masih dalam mimpi buruk dan performa hancur melawan Jerman dengan total skor 3-0 tampa balas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun