Mohon tunggu...
Attaqiy Achmad
Attaqiy Achmad Mohon Tunggu... Arsitek - Digunakan ketika longgar, tak perlu membawa senjata hati untuk melukai diri !

Hidup terlalu singkat untuk tak berbuat Hidup terlalu Indah untuk tak berubah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan terbaik untuk Si Buah Hati

10 Desember 2018   14:15 Diperbarui: 10 Desember 2018   18:37 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia adalah insan yang mulia, ia diberikan akal dan pikiran oleh Tuhan yang Maha Agung untuk membedakan dan memuliakanya dengan mahluk-mahluk yang lain. 

Sejak pertama manusia dilahirkan sejak itu pulalah ia memiliki kewajiban untuk belajar, belajar mengenal dunia, belajar mengenali ayah dan ibunya, dan belajar untuk beriman dan taqwa kepada Tuhanya.

Dari sebab itulah pembelajaran iman dan taqwa kepada anak harus diajarkan sejak sedini mungkin oleh orang tuanya, kedua orang tualah yang menjadi peletak dasar utama dalam pendidikan seorang anak, apabila pendidikannya baik maka akan lahirlah generasi-generasi yang baik dan apabila pendidikannya tidak baik maka akan lahir generasi-generasi yang tidak baik pula. Hal ini sejalan dengan sabda Rasul, yang artinya: "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani ataupun Majusi."(HR. Bukhari, Abu Daud, dan Ahmad).

Al-Qur'an menegaskan bahwa ayah menjadi pendidik dalam keluarga. Sebagaimana firman Allah SWT, "Quu anfusakum waahlikum naaran" (Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka). Walau begitu Islam memberikan peran yang amat sangat besar kepada ibu sebagai pendidik. Ada hal menarik dari apa yang didawuhkan para alim ulama, bahwasanya ibu adalah sekolah pertama bagi anak (al-ummu madrasatul ula lil walidiha). Ungkapan ulama tersebut menarik untuk kita cermati, bagaimana tidak ? sejak dalam kandungan sang ibu sudah mendidik anaknya. Pada saat sang ibu marah, anak yang dalam kandungan pun akan merespon marah tersebut dan berdampak tak baik bagi perkembangan otak anak. Ada juga yang ibunya hobi mendengarkan musik jazz maka sang bayi juga ikut akan ketenangannya. Demikian juga saat sang ibu membaca Alquran, maka anak dalam kandungan pun meresponnya dengan baik dan membentuk sifat yang baik pula.  Makanya jangan heran jika pendidikan pertama itu dilakukan oleh ibu. Kalangan ahli kedokteran dan ilmu jiwa pun menyarankan agar mendidik anak dimulai sejak masih dalam kandungan.

Mendidik adalah tugas mulia sepanjang masa. Tak ada tugas mulia bagi seorang ibu terhadap anaknya melainkan  menjadi sekolah yang baik bagi anaknya. Seorang ibu haruslah paham bahwa mendidik anak adalah kewajiban besar yang harus dipikul di atas pundaknya. Dialah pilar utama dalam proses tarbiyah (pendidikan) bagi anaknya. Prestasi dan kesuksesan anak sangat berkaitan erat dengan peran ibu
sebagai sekolah pertama bagi anaknya.

Melihat betapa pentingnya peran ibu dalam kehidupan anak dalam meletakkan fondasi dasar yang kokoh yang harus dimulai sejak dini dalam keluarga. Untuk itulah diperlukan ilmu bagi seorang ibu. Mulai dari hal kecil seperti melatih anak memakai pakaian sendiri, cara makan, toilet training, melatih motorik halus dan kasar mereka, semua berawal dari seorang guru bernama ibu. Belum lagi menjadi tempat bertanya dari berbagai pertanyaan "ajaib" anak, misalnya "ibu, kenapa ikan kalau tidur matanya ngga merem ?", "ibu, Tuhan ada dimana sih ?", bagaimana seorang ibu bisa menjawabnya bila tidak didasarkan ilmu. Dan ketika anak-anak sudah dewasa, ibu pulalah yang mungkin akan ditanya pertama kali oleh mereka, dan mengajarkan mengenai apa itu mimpi basah, haid, hukum berpecaran menurut agama, jima', cara mandi besar, dan hal mendasar lainnya. Hal itu tentu saja memerlukan ilmu. Oleh sebab itulah dalam banyak hadits, Rasulullah menuntunkan akan keutamaan ilmu, diantaranya, hadits Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah Saw bersabda, artinya:"Barangsiapa yang menempuh satu jalan untuk mendapatkan ilmu, maka Allah menudahkan baginya jalan munuju surga" (HR.Muslim).

Untuk menjadi sekolah utama bagi para anaknya seorang ibu dibutuhkan berbagai bekal utama. Bagaimana mungkin seorang anak akan belajar jika
pengajarnya awam akan ilmu dan adab mulia ? Kesiapan bekal seorang ibu sangat mempengaruhi proses pembelajaran anak yang diasuhnya. Ibarat sebuah instansi sekolah, maka sekolah tersebut akan menjadi sebuah sekolah yang favorit dan unggulan manakala pengajar dan staffnya profesional dan berpengalaman. Adapun beberapa kompetensi utama yang sekiranya dipersiapkan sejak dini, adalah:

1. Iman dan Taqwa

Ibumu adalah contoh dan panutan sekaligus penanggung jawab pertama dalam pendidikan anak yang berdasarkan iman dan Islam. Jika seorang ibu sebagai pendidik tidak menghiasi diri dengan iman dan taqwa, baik dalam perilaku, ucapan dan pergaulan maka ini akan menjadi malapetaka besar bagi si pendidik dan anak didiknya. Seperti kata pepatah mengatakan, 'guru kencing berdiri murid kencing berlari'.

2. Ilmu dan Pengalaman

Ilmu adalah petunjuk terbaik dan pengalaman adalah guru yang arif dan bijaksana. Tanpa ilmu, seorang ibu tidak akan menjadi pendidik sejati. Dan tanpa pengalaman tidak akan menjadikan seorang ibu pendidik handal. Antara ilmu dan pengalaman harus berpadu dalam diri seorang ibu. Semua itu karena mendidik anak bukan sekedar membesarkan, namun membekali, membina, mengarahkan, mengembangkan serta mengawal menuju kesuksesanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun