Mohon tunggu...
Info UM Bandung
Info UM Bandung Mohon Tunggu... Penulis - Bandung

Bandung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Muktamar 1965: Titik Balik Strategis Muhammadiyah di Kota Bandung

29 November 2024   11:14 Diperbarui: 29 November 2024   11:14 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepala LPPAIK UM Bandung Dikdik Dahlan Lukman (Sumber: Firman/Rey/Satya/UM Bandung).

Bandung - Sejarah Muhammadiyah di Jawa Barat, khususnya di Garut dan Bandung, memperlihatkan jejak perjuangan yang gemilang dalam mengembangkan Islam melalui berbagai bidang. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Al-Islam Kemuhammadiyahan (LPPAIK) Universitas Muhammadiyah Bandung Dikdik Dahlan Lukman dalam kegiatan Gerakan Subuh Mengaji (GSM) Aisyiyah Jawa Barat.

Salah satu tonggak penting pergerakan Muhammadiyah tercatat pada 1926 dengan pendirian Masjid Istri di Garut, yang menjadi masjid khusus perempuan kedua setelah Masjid Kauman di Yogyakarta. Masjid ini tidak sekadar menjadi tempat ibadah, melainkan pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi anggota Aisyiyah di Garut, menunjukkan komitmen organisasi dalam pemberdayaan perempuan.

Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah telah mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Al-Hidayah di Kampung Lio, Garut, pada 1919. Madrasah yang berdiri dari wakaf keluarga Masjamah ini menjadi simbol dedikasi Muhammadiyah dalam membangun generasi berkualitas dengan landasan akhlak Islam. Kampung Lio pun berkembang menjadi basis penting Muhammadiyah untuk kegiatan sosial dan dakwah.

Kiprah organisasi ini semakin nyata melalui berbagai forum nasional, seperti penyelenggaraan Sidang Majelis Tanwir di Garut pada 1940, yang menunjukkan kepercayaan tinggi terhadap cabang Garut. Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke-3 pada 1963 di Garut turut memperkuat jejak organisasi, dengan diresmikannya Masjid Muhammadiyah Lio dan berbagai kegiatan yang memperkuat ukhuwah.

Bandung kemudian menjadi titik balik sejarah Muhammadiyah di Jawa Barat ketika Muktamar Muhammadiyah ke-36 pada 1965 diselenggarakan di kota ini. Muktamar bersejarah ini tidak hanya menghadirkan pawai megah, tetapi juga melahirkan keputusan strategis, termasuk perubahan nomenklatur dari Majelis Perwakilan Provinsi menjadi Pimpinan Muhammadiyah Wilayah Jawa Barat.

Pascamuktamar, Muhammadiyah semakin memperluas kontribusinya di bidang kesehatan dengan meresmikan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung pada 1968. Langkah ini menjadi bukti konkret peran organisasi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tidak sekadar bergerak dalam ranah keagamaan, tetapi juga pelayanan sosial.

Rentang sejarah panjang Muhammadiyah di Jawa Barat memperlihatkan konsistensi organisasi dalam membangun umat melalui pendidikan, sosial, dan dakwah. Kontribusi yang telah diberikan di Garut dan Bandung menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus melanjutkan perjuangan dalam konteks zaman yang dinamis, dengan semangat keislaman dan kemanusiaan yang universal.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun