Mohon tunggu...
Daniel Yonathan Missa
Daniel Yonathan Missa Mohon Tunggu... Administrasi - Anak kampung

Saya anak kampung yang kampungan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Arti "Move On" untuk Para Pendukung Ahok

21 Oktober 2017   19:22 Diperbarui: 21 Oktober 2017   22:10 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jakarta mempunyai nahkoda baru. Seorang akademisi dengan gelar tinggi dan seorang pebisnis handal. Rakyat Jakarta telah memilih mereka untuk lima tahun ke depan. 

Pemimpin baru, suasana baru, gaya kerja baru. Sepatutnyalah rakyat Jakarta terhisap dalam semua itu. Agar tak terus berada dalam bayang-bayang pemimpin lalu. 

Namun apa mau dikata, faktanya berbeda. Tidak sedikit warga Jakarta masih betah di masa lalu. Terus menapaki langkah demi langkah kehidupan bersama bayang pemimpin lalu. "Tak bisa pindah ke lain hati!" kata mereka. 

Sejak era Joko Widodo, Basuki Tjahja Purnama, dan Djarot, standar kinerja gubernur DKI Jakarta terlanjur tinggi. Masyarakat Jakarta telah terhisap dalam standar yang demikian. Hingga jika  ada pemimpin yang tidak mampu mencapai level tersebut, penduduk tanah Betawi enggan move on. 

Move on? Apakah itu? Di kalangan remaja-pemuda kata ini begitu familiar. Sering dikaitkan dengan kondisi seseorang yang sulit/mudah meninggalkan cerita asmaranya yang  putus (berakhir) sebelum / sesudah mengikat janji setia. 

Ahokers ada dalam kondisi itu. Tidak semua. Namun sebagian besar susah move on. Beberapa orang malah berterus terang di media sosial. Sampai kapan? 

Walau bagaimana pun, gubernur DKI Jakarta bukan lagi Ahok atau Djarot. Ini realitanya. Suka atau tidak suka. Rela atau tidak rela. Konstitusi telah menjamin kenyataan itu sampai tahun 2022. 

Move on dari Ahok dan Djarot tidak berarti mengeliminir keduanya dari dalam idealisme para ahokers. Tidak! Idealisme tentang seseorang, sejatinya, akan terus ada dalam sanubari pendukungnya. Dan hal itu hanya bisa lenyap bersamaan dengan ketiadaan loyalis. 

Move on dari Ahok artinya melepaskan upaya membanding-bandingkan kinerjanya dengan Anies - Sandi. Ahok memimpin dengan gaya blak-blakan. Anies - Sandi tentu memimpin dengan gaya mereka sendiri. Hasil yang dicapai pun berbeda. Tetapi mereka semua layak mendapatkan waktu dan kesempatan untuk mengabdikan diri kepada masyarakat Jakarta. 

Move on dari Ahok artinya membiasakan diri dengan Anies - Sandi dalam segala hal tentang mereka. Terutama dalam tugas dan tanggung jawab mereka sebagai pemimpin Jakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun