Mohon tunggu...
Atjih Kurniasih
Atjih Kurniasih Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMP Negeri 1 Cipanas

Guru SMPN 1 Cipanas lulusan D2 IKIP Jakarta Lulusan S1 Univ Suryakancana Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

RA Kartini Sang Pegiat Literasi

20 April 2017   22:45 Diperbarui: 21 April 2017   11:00 2038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini tiba-tiba saja saya ingin menulis. Menulis tentang beliau. Sosok wanita yang dikenal dengan perjuangan emansipasinya. Tetapi yang ingin ssya tulis bukan tentang emansipasinya. Tetapi kegiatan beliau yang ternyata setelah banyak membaca biografinya , saya menyimpulkan bahwa ibu Kartini atau sebutan lengkapnya adalah Raden Ajeng Kartini,  adalah seorang wanita literat. Wanita yang tidak jauh dari kegiatan membaca dan menulis.

Banyak buku yang beliau baca. Satu di antaranya adalah Max Havelar buah karya Multatuli. Selain buku buku berbahasa Belanda lainnnya. Dari kegiatan membaca itulah beliau tertarik akan kemajuan berpikir perempuan Eropa. Yang kemudian dia membandingkan dengan wanita wanita  jawa seusianya di mana dia tinggal. 

Maka lahirlah tulisan tulisanya yang sebahagian besar tentang keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya Jawa yang dipandangnya sebagai penghambat kemajuan perempuan. Yaitu Tetutama mengenai hak perempuan umtuk mempetoleh pendidikan. Karena adanya tradisi dipingit.

Tulisan -tulisan yang berupa surat yang dikirimkan kepada sahabat-sahabatnya di antaranya Rosa Abendanom menunjukan bahwa beliau suka menulis. Tulisan tulisannnya merupakan hasil  perenungan setelah membaca dan membandingkannya dengan apa yang beliau amati dari lingkungannnya. Maka jadilah sebuah surat yang begitu sarat makna. Dan penuh gelora semangat untuk sebuah perjuangan akan kaumnya.

Mungkin tidak banyak  yang tahu, bahwa seorang kartini telah menulis  di majalah   dan surat kabar. Majalah wanita Belanda "de Hollandsche Lelie". Majalah yang memang menjadi bacaannya dan  di surat kabar De Locomotif pernah memuat tulisannya.

Kartini, berjuang melalui pemikiran-pemikirannya yang dituangkan  dalam tulisan. Wanita  pada saat itu mampu menulis sudah barsng temtu sesuatu yang luar biasa, karena jarang dilakukan oleh wanita kebanyakan. Dan itu sudah dilakukan oleh Kartini.

Kartini yang lahir tanggal 21 April, dirayakan kadang sebatas menggunakan cara berpakaiannnya saja, atau kadang mengartikan perjuangan emansipasi yang kebablasan. Namun pernahkah tersirat bagsimana mersyakan hari lahirnya dengan melestarikan semangat berliterasinya? Semangat menulisnya yang penuh menginspirasi hingga merubah pola pikir wanita pada jamannya malah melampau jamannya?  

Kartini telah memberikan contoh dan bukti  pada kita, bahwa dengan kita menjadi wanita literat mampu menjadi wanita yang harum namanya, mampu memberikan perannya melalui pemikiran -pemikiran yang berguna bagi bangsanya. Khususnya pada kaumnya. Jadi kalau kita ingin merayakan dan mengenang beliau

menjadi "Wanita yang Literat" satu contoh di antaranya. Karena ibu Kartini telah mencontohnya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun