Mohon tunggu...
Atiya Fauzan
Atiya Fauzan Mohon Tunggu... Guru - Ibu Rumah Tangga, Guru, Mahasiswi

Istri bahagia dan ibu berbangga

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Optimalisasi Industri Halal untuk Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Dunia

18 November 2019   14:06 Diperbarui: 18 November 2019   16:16 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: cdn.sindonews.net

Optimalisasi Industri Halal Untuk Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Dunia

Oleh: Atiyatul Mawaddah***

Industri halal merupakan sektor prioritas yang akan dikembangkan oleh pemerintah melalui master plan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) 2019. Peningkatan industri halal diperkirakan juga akan mendorong pertumbuhan keuangan syariah nasional. Industri halal memiliki arti sebagai industri yang menerapkan standar halal dalam segala aspek.

Indonesia sebagai negara yang penduduknya merupakan 12,7% dari populasi penduduk Muslim dunia, tentu memiliki potensi besar dalam pengembangan industri halal. Besarnya potensi Indonesia didukung juga dengan peningkatan kesadaran akan pentingnya produksi dan konsumsi sektor industri halal. Hal ini akan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Industri halal juga bisa diterapkan di negara-negara minoritas Muslim, tidak harus negara yang mayoritas muslim saja. Karena pada dasarnya industri halal ditujukan ke semua negara tanpa memandang agama, ras, etnis, dan suku. Dan ada banyak sektor yang bisa menjadi kekuatan Indonesia untuk mengoptimalkan industri halal yang dimiliki. Seperti sektor wisata halal, makanan dan minuman halal, fashion muslim, teknologi, kosmetik, kesehatan dan pendidikan, serta film dan musik.

Tantangan Industri Halal

Salah satu poin penting yang menjadi tantangan dalam industri halal adalah mengenai kualitas SDM (Sumber Daya Manusia). Indonesia masih menduduki peringkat ke-10 dari 15 negara tertinggi dalam perkembangan ekonomi syariah. Yang menjadi salah satu sebabnya adalah kualitas SDM. Dimana industri halal era 4.0 begitu dekat dengan teknologi dan internet. Maka tak heran jika yang dibutuhkan adalah SDM yang memahami industri halal sekaligus industri 4.0. Dan hal ini menjadi perkerjaan rumah bersama untuk peningkatan kualitas SDM Indonesia.

Hal lain yang menjadi tantangan dalam industri halal adalah minimnya potensi industri halal yang dioptimalkan. Sebagai negara yang memiliki populasi penduduk muslim yang mencapai 87%, Indonesia masih menempati peringkat 10 dalam hal produksi makanan halal. Akan tetapi Indonesia menempati peringkat pertama dalam hal konsumen produk makanan halal. Hal ini menjadi fakta yang kontras untuk dibandingkan. Serta menjadi bukti bahwa potensi yang besar akan menjadi sia-sia jika tidak dimanfaatkan dengan baik.

Adanya kendala internal dan eksternal juga menjadi tantangan tersendiri bagi insdutri halal. Seperti minimnya pelaku industri halal yang melakukan sertifikasi halal untuk mengembangkan badan usaha atau produknya. Baik dari sektor wisata halal, makanan dan minuman halal, fashion muslim, teknologi, kosmetik, kesehatan dan pendidikan, maupun sektor film dan musik.

Dalam lingkup eksternal, tantangan persaingan dari pihak luar menjadi PR besar untuk membuat Indonesia maju melalui industri halal. Seperti Malaysia yang menjadi produsen makanan halal peringkat pertama di dunia. Philippina, Thailand, dan Vietnam yang melakukan pengembangan produk-produk halal meski Muslim merupakan populasi minoritas di negara tersebut. Dan China yang menjadi produsen untuk industri produk halal. Serta Australia yang menjadi eksportir dalam makanan halal.

Peluang Industri Halal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun