Mohon tunggu...
Atika Fadhila Raharja
Atika Fadhila Raharja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi nyanyi dan pingin jadi penyanyi yg mendunia ehe

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

3 Magic Words dari Mama

14 September 2022   19:19 Diperbarui: 14 September 2022   19:27 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : wartakota.tribunnews.com

Dalam kesempatan kali ini, saya akan menceritakan terkait nilai-nilai budaya yang saya dapatkan melalui generasi sebelumya. Nilai yang saya dapatkan merupakan titipan dari orang tua saya. Sebelum itu, saya akan menyampaikan beberapa teori yang ditulis pada buku Samovar. 

Menurut buku Samovar yang berjudul Communication Between Cultures, keluarga merupakan wadah seseorang mempelajari sesuatu pertama kalinya (belajar berjalan, berlari, merespon). Keluarga sendiri juga memiliki sebuah fungsi, telah tertulis di buku Samovar bahwa terdapat 3 fungsi keluarga yakni, Fungsi ekonomi, Fungsi Sosial, dan Belajar nilai-nilai. 

Selain itu, mata kuliah Komunikasi Antar Budaya di Universitas Atma Jaya Yogyakarta ini mengantarkan kami mahasiswa untuk memahami perbedaan budaya, terlebih setiap mahasiswa memiliki budaya yang berbeda-beda seperti suku, ras, agama. 

Keluarga merupakan wadah awal untuk mempelajari sebuah budaya. Melalui budaya yang diajarkan oleh orang tua saya sejak kecil, maka terbentuklah pula budaya yang saya terapkan hingga sekarang. Saya dan keluarga berasal dari Suku Jawa, maka dari itu budaya yang kami terapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah budaya dari Suku Jawa. 

Dari banyaknya budaya, salah satu yang orang tua saya ajarkan kepada anak-anaknya ialah budaya sopan santun. Hal ini bisa dibilang sangat di highlight didalam keluarga saya. Sopan santun yang diajarkan tersebut memiliki kunci utama yakni “3 MAGIC WORDS”. Apa itu 3 Magic Words? Hal tersebut ialah TOLONG, TERIMA KASIH, DAN MINTA MAAF. Ketiganya pun bisa digunakan di dalam kehidupan sehari-hari. 

Terlebih di suku Jawa ini, sopan santun merupakan hal yang sangat diterapkan di dalam masyarakat. 3 Magic words ini bisa digunakan saat kita ingin meminta tolong sesuatu kepada orang, lalu setelah diberi pertolongan maka tidak lupa untuk mengucap Terima kasih, ataupun jika kita diberi sesuatu kepada siapapun, wajib untuk mengucapkan Terima Kasih, satu lagi yakni, Meminta maaf. Jika melakukan sesuatu yang salah kepada orang, maka ucapan minta maaf harus terucap.
 
Budaya selanjutnya yakni terkait sebuah “Perbedaan” . Sebagai makhluk yang memiliki budaya berbeda-beda, maka sebuah perbedaan menjadi hal yang sering dijumpai. Saya hidup dengan keluarga yang memiliki perbedaan agama. Hal ini jika kita tidak bisa menghargai, mungkin dapat menimbulkan perselisihan. Namun perselisihan tersebut seakan hilang karena penerapan budaya yang saya dapatkan dari orang tua saya yakni “Saling menghargai setiap perbedaan”. Dengan adanya budaya tersebut, maka perbedaan bukanlah menjadi penghalang untuk tetap harmonis didalam keluarga, saling menghargai agama satu sama lain, dan tidak membeda-bedakan adalah kunci keluarga yang damai didalam sebuah perbedaan. Karena Perbedaan, ialah pelengkap bagi keluarga.
 
Tak hanya 3 Magic Words dan perbedaan, budaya lain yang diajarkan orang tua saya terhadap anak-anaknya ialah “Menghormati yang lebih tua”. Seperti yang dikatakan oleh orang tua saya bahwa hal ini sangat ditekankan kepada anak-anaknya agar tertanam hingga kelak. Menurutnya, hal ini harus terus diajarkan kepada anak-anaknya karena seiring berkembangnya zaman maka anak akan lupa terkait hal tersebut. Salah satu contoh yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari melalui budaya ini adalah, jika bersalah kepada orang tua maka tidak boleh melawan, namun mencari tahu solusi yang baik seperti apa. Melawan bukanlah solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah, terlebih pada yang lebih tua. Hal tersebut merupakan budaya yang diajarkan oleh orang tua saya kepada anak-anaknya.
 
Selain budaya yang harus diterapkan, orang tua saya juga tidak mengajarkan untuk menerapkan budaya yang mungkin dipercayai oleh beberapa orang, yakni mengenai makhluk halus. Orang tua saya mengatakan jika tidak perlu untuk terlalu keterkaitan dengan hal tersebut, dikarenakan kita sebagai manusia hanya boleh mempercayai Tuhan saja. Selagi kita tidak mengganggu mengenai hal tersebut, maka mereka juga tidak akan mengganggu kita. Dikarenakan jika kita terlalu memikirkan hal itu, maka akan mengganggu hidup kita sendiri.

#kabuajy

Daftar Pustaka :
Samovar,L.A, Porter, R.E ,McDaniel, E.R, Roy,C.S .Communication:Between Cultures. 14th edition. Cengage Learning. Boston:USA

 
           

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun