Mohon tunggu...
Atika Anggraini Kusuma
Atika Anggraini Kusuma Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

belajar tenang, karena emosi akan membuat kehilangan banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Opini: Mempelajari tentang Perubahan Media Selama Covid-19 dan Tantangan yang Dihadapi Saat Belajar Online

20 April 2021   09:55 Diperbarui: 20 April 2021   10:20 1386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang belajar daring (sumber: 123rf.com)

Berbagai Negara di dunia telah dikejutkan dengan wabah suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus Corona atau lebih dikenal dengan istilah Corona Virus Diseases-19 (Covid-19). Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat dunia mendefinisikan makna hidup yang sebenarnya, penyebaran Covid-19 yang semakin hari semakin meningkat kini menjadi krisis besar bagi manusia modern dan memaksa kita untuk sejenak melihat kembali makna kehidupan, keluarga, dan lingkungan sosial dalam arti yang sebenarnya. Seperti yang bisa kita saksikan saat ini pandemi Covid-19 sangat berpengaruh di berbagai sektor kehidupan dan mempunyai dampak besar, khususnya di bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan oleh metode pembelajaran telah berubah karena harus menyesuaikan dengan keadaan masyarakat sejak munculnya pandemi Covid-19 ini, proses pembelajaran yang awalnya di luar jaringan (luring) yang akrab disebut dengan istilah tatap muka mendadak berubah menjadi pembelajaran dalam jaringan (daring). Oleh karena itu, pendekatan "belajar di rumah" juga muncul.

Selama wabah virus Covid-19 terus menyebar, pembelajaran daring dianggap sebagai salah satu strategi pembelajaran yang efektif. Sebab, dengan penerapan tersebut siswa dapat belajar tanpa menghabiskan waktu untuk datang ke sekolah sekaligus mengurangi kerumunan dan kontak langsung dengan sejumlah masyarakat sehingga pandemi ini diharapkan segera selesai. Sejauh ini, tidak ada metode yang lebih efektif untuk sistem belajar di rumah. Sekalipun pendekatan belajar di rumah menghadapi banyak kendala, dan masyarakat tidak memiliki pilihan lain. Di balik itu ada beberapa orang tua percaya bahwa proses belajar di rumah tidak efektif. Metode belajar di rumah ini dianggap sebagai metode yang tidak nyaman bagi pelajar, maupun orang tua. Belajar di rumah juga memiliki banyak kendala antara lain: komunikasi antara guru dan siswa tidak efektif dalam proses belajar mengajar, jaringan internet yang tidak stabil dan juga penguasaan teknologi yang masih rendah. Selama proses pembelajaran daring yang terjadi sampai saat ini ternyata banyak pelajar yang tidak peduli dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung, para pelajat lebih memilih untuk bersenang-senang atau bahkan tidur karena tidak ada yang mengawasi dan menegur seperti saat pembelajaran luring.

Pembelajaran daring yang diharapkan efektif ini tidaklah mudah, karena guru, siswa, bahkan orang tua merasa bahwa belajar di rumah akan lebih sulit. Metode pembelajaran konvensional dianggap sebagai cara belajar yang lebih baik dan karena itu banyak pihak yang ingin belajar sambil bertatap muka. Jika terdapat interaksi pembelajaran secara langsung, guru dan dosen akan lebih mudah untuk mengajar siswa atau mahasiswanya. Jika kita melihat dari pengalaman sebelumnya di mana pembelajaran secara luring sudah menjadi budaya pendidikan sejak lama, komunikasi langsung sangatlah penting, siswa juga dapat dengan mudah berinteraksi dengan guru atau dosen. Para pengajar juga lebih bersedia untuk melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah atau perguruan tinggi. Namun sampai bulan April ini, menurut kesepakatan kesehatan, pembelajaran tatap muka masih berbahaya dan sangat sulit untuk menghindari orang-orang di sekitar kita. Oleh karena itu, menurut aturan protokol kesehatan, metode pembelajaran yang efektif untuk saat ini adalah dengan pembelajaran dalam jaringan (daring). Maka dari itu, masyarakat khususnya siswa atau mahasiswa akan terhindar dari risiko penyebaran virus Covid-19.

Proses pembelajaran di rumah mensyaratkan semua kegiatan pembelajaran harus dilakukan di rumah baik guru atau dosen maupun siswa atau mahasiswa dan diajarkan secara online. Materi pembelajaran yang ditampilkan harus memenuhi kebijakan bersama, karena jika terlalu padat materi pembelajaran yang diberikan, siswa atau mahasiswa tidak dapat memahami materi yang sudah diberikan. Ketika ada materi yang sulit dipahami, kendala siswa atau mahasiswa yang akan muncul adalah sulitnya untuk mengungkapkan pertanyaan kepada guru atau dosen meski terdapat media online yang dapat digunakan, seperti: WhatsApp (WA), google classroom atau media online lainnya. Karena komunikasi yang sangat terbatas, siswa atau mahasiswa mendapatkan permbelajaran dan pemahaman yang terbatas.

Saat menerapkan proses pembelajaran di rumah kendala yang dihadapi adalah alat pembelajaran yang tidak sempurna dan kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak. Tidak semua siswa atau mahasiswa memiliki alat bantu belajar yang mewadahi, karena faktor ekonomi. Mungkin saja hanya ada satu perangkat dalam satu keluarga, tetapi ada lebih dari satu yang melakukan proses pembelajar di rumah. Selain itu tidak semua wilayah terhubung ke jaringan internet dengan baik, ada  beberapa daerah terutama perbatasan, di mana masyarakat masih banyak yang daerahnya belum terakses dengan jaringan internet yang stabil, maka dari itu sinyal untuk mengikuti proses pembelajaran di rumah yang seringkali mengalami kendala dan itu merupakan hambatan bagi siswa maupun mahasiswa. Kendala lainnya menurut saya adalah status orang tua sebagai pendamping juga menjadi masalah. Orang tua jarang mendampingi dan tidak melihat bahwa dia sedang belajar atau bermain. Ini adalah pernyataan tentang kepedulian beberapa orang tua tidak mengerti bagaimana memahami anak dalam proses belajar dan peduli dengan penerapan belajar di rumah. Bagi orang tua begitu mereka sudah memberikan alat belajar kepada anaknya, mereka sudah menganggap telah memenuhi kewajibannya, tetepi itu harus diperhatikan dengan seksama. Sikap positif akan membantu penerapan media pembelajaran online untuk memperoleh hasil belajar yang berkualitas. Dengan menggunakan media online yang baik dan benar untuk belajar di rumah, dan diharapkan orang tua menjadi panutan dalam pembelajaran dan membantu anak dalam proses pembelajarannya dengan memberikan contoh respon ataupun sikap yang baik.

Proses perkembangan dan penanaman nilai-nilai sikap sangat sulit jika dilakukan tanpa proses interaksi langsung antara siswa sebagai pelajar dan guru sebagai pendidik. Karena sesungguhnya pembelajaran jarak jauh idealnya dilakukan hanya untuk melengkapi dan menambah corak pembelajaran yang ada dan tetap saja peran guru dalam pembelajaran tatap muka yang melahirkan interaksi langsung tidak akan pernah dapat tergantikan oleh teknologi secanggih apapun.

Ketika proses pembelajaran tatap muka saja masih bisa menghasilkan kualitas pengembangan keterampilan dan penanaman nilai-nilai sikap dan karakter bahkan pengetahuan yang rendah, apalagi jika pembelajaran terus menerus dilakukan dengan cara daring. Mengajarkan keterampilan sangat memerlukan real model apalagi dalam menanamkan nilai-nilai sikap dan karekter akan sangat butuh figur yang dapat diindra langsung oleh para pelajar dalam kehidupan nyata. Kuncinya, orang tua harus menjadikan dirinya sebagai guru kehidupan dan pengetahuan bagi anaknya dengan cara mendampingi saat kelas online atau daring dimulai. Orang tua dapat melakukan pembimbingan secara langsung kepada anak mengenai materi pembelajaran yang belum dimengerti oleh anak. Dimana sebenarnya orang tua adalah institusi pertama dalam pendidikan anak. Dalam kegiatan pembelajaran secara online yang diberikan oleh guru, maka orang tua dapat memantau sejauh mana kompetensi, potensi, dan kemampuan anaknya. Meskipun ada saat ketika anak tidak begitu memahami materi yang diberikan oleh guru, hal itu malahan dapat menciptakan komunikasi antara orang tua dengan anak pada waktu orang tua membantu kesulitan materi yang dihadapi anak, sehingga hubungan keduanya juga semakin terjalin dengan baik.

Memang sulit untuk menentukan pilihan pada kondisi yang masih tinggi penyebaran wabah Covid-19 seperti sekarang ini, namun kita tetap harus memilih risiko yang paling rendah dan tidak muncul masalah baru yang lebih besar di masa yang akan datang. Memundurkan tahun ajaran baru tatap muka di tahun 2021. Walaupun pendidikan di Indonesia ikut terdampak adanya pandemi Covid-19 ini, namun dibalik semua itu terdapat hikmah dan pelajaran yang dapat diambil. Adanya kebijakan pemerintah untuk melakukan pembelajaran jarak jauh melalui online, dapat memberikan manfaat yaitu meningkatkan kesadaran untuk menguasai kemajuan teknologi saat ini dan mengatasi permasalahan proses pendidikan di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun