Mohon tunggu...
Rahma atiek
Rahma atiek Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Guru yang Menyenangkan dan Kekinian

13 Mei 2018   13:17 Diperbarui: 14 Mei 2018   16:42 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Atiek Rahmawati

Mahasiswa UNISNU Jepara,FTIK

Selamat tinggal guru zaman old, dan selamat datang guru zaman now, mungkin itulah sebaris slogan yang tepat untuk menciptakan guru yang profesional di era millennia saat ini. Bahwasanya untuk menjadi guru yang professional, guru harus menguasai minimal empat kompetensi yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang Guru dan Dosen, sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005.

Untuk meciptakan guru professional membutuhkan suatu pelatihan atau workshop dan yang menjadi titik keberhasilan pasca mengikuti workshop adalah harus dapat mengaplikasikannya ke  dalam proses pembelaran di kelas, hal ini adalah untuk mengatasi segala problematika pembelajaran di kelas. 

Pasalnya banyak kita saksikan sekarang di saat  ini, di antara siswa yang masih suka tiduran dan bermalas-malasan di kelas bahkan ironisnya suka membolos, bermain play station, serta ngopi di saat jam pelajaran, hal itu dapat kita saksikan di warung internet dan game online serta pusat perbelanjaan yang semuanya dapat kita temukan saat jam pelajaran berlangsung dan dengan pedenya masih  mengenakan seragam sekolah. 

Mengapa fenomena ini masih terjadi di sekitar kita? Karena siswa merasakan tidak adanya gairah, minat, dan motivasi belajar, hal ini disebabkan oleh minimnya keterampilan dan profesionalisme guru, di mana indikatornya adalah dalam menyajikan dan mendesain pembelajaran para guru masih menggunakan metode dan model pembelajaran yang konvensional, sehingga siswa merasa bosan dan kurang dalam hal asupan gizi keilmuan teknologi dan komunikasi.

Nah, selanjutnya untuk menjadi guru yang menyenangkan dan kekinian di zaman now, guru harus bisa mengikuti perkembangan zaman, di antaranya adalah keterampilan dalam mengoperasikan alat teknologi dan komunikasi yang sedemikian canggihnya, khususnya di era digital saat ini, sehingga tidak terdengar lagi yang namanya penyakit TBC (Tidak Bisa Computer) dan Gaptek (gagap teknologi) dalam jiwa seorang guru. Mengapa demikian?, guru harus melek terhadap alat teknologi dan komunikasi saat ini? Karena siswa di zaman now, sudah akrab dengan dunia teknologi dan komunikasi tersebut.

Guru yang TBC dan Gaptek akan sedikit banyak menurunkan kredibilitas dan profesionalisme guru, untuk itu guru harus mengupayakan sepenuhnya untuk senantiasa menghadirkan dan mendesain kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media teknologi dan komunikasi. Karena hal itu adalah menjadi kebutuhan siswa di era millennia ini. 

Di antara yang harus dilakukan oleh guru adalah senantiasa menciptakan pembelajaran yang sifatnya informatif dan aplikatif, guna mampu menanamkan daya kritis siswa agar bisa berpikir kritis menjadi manusia yang mempunyai jiwa revolusioner serta meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa sehingga segala potensi yang ada pada diri siswa senantiasa tergali.

Seyogyanya guru dalam menyajikan pembelajaran di kelas harus peka terhadap isu-isu terkini dan masih hangat yang relevan dengan materi yang diajarakan, melalui tayangan OHP (Overhead Projector) atau OHT (Overhead Transparance) yang dapat disaksikan oleh seluruh siswa, di mana siswa selanjutnya diminta untuk memberi tanggapan dan pendapat kritis serta menganalisisnya dari berbagai sudut pandang keilmuan tentang peristiwa atau fenomena yang telah disajikan tersebut. 

Maka tugas guru di sini adalah selalu up date informasi dan menyiapkan segala sesuatunya dengan baik guna dicantumkannya ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), karena bisa dikatakan jikalau pembelajaran tanpa RPP sama artinya dengan mendongeng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun