Mohon tunggu...
akhmad taufiq hariyadi
akhmad taufiq hariyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Majulah Indonesiaku

Aku adalah manusia biasa seperti yang lain. Tetapi aku terus berpikir, merasa & bertindak sehingga sampailah aku pada kata-kata "Inilah aku". Aku punya kesalahan, kelemahan, kekurangan bahkan keburukan, begitupun yang lain. Tetapi aku punya sesuatu yang menjadi kelebihan & ciri khasku, begitupun yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Majulah Indonesiaku [Bagian Pertama]

30 April 2018   02:17 Diperbarui: 30 April 2018   02:48 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Mimpi Besar untuk Indonesia: "Membuka Jalan" [Bagian Pertama])

Ternyata rasa rindu untuk menulis masih terngiang-ngiang di kepala sehingga membuat penulis kembali terserap ke dalam perasaan asyik saat menikmati merdunya melodi kata-kata dan indahnya pemandangan lukisan makna di alam pikiran.

Kerinduan dari hati dan pikiran ini, seolah mendesak ingin muncul dan mewujud menjadi nyata dalam bentuk tulisan. Sehingga apalah daya diri ketika sudah dihinggapi rasa rindu yang berat, kecuali membantunya mempertemukan ide-ide dengan kata-kata yang dapat menghasilkan tulisan yang sesuai dengan harapan hati dan pikiran.

Untuk mengobati rasa rindu ini, maka penulis angkat tulisan yang berjudul "Mimpi Besar untuk Indonesia". Karena judul ini terkait dengan tujuan dari dicetuskannya Gerakan Memajukan Indonesia (GerMeIn). Yang mana tulisan ini juga merupakan salah satu bagian dari puzzle besar penulis tentang bagaimana Indonesia ke depan. Memang tidak mudah membayangkan dan menuliskan impian besar tersebut, apalagi mewujudkannya untuk menjadi kenyataan.

Dalam perjalanan sejarah Indonesia, para presiden dan tokoh bangsa mengalami kesulitan untuk membangkitkan dan menjadikan Indonesia menjadi negara yang maju, makmur dan sentosa. Karena hal ini adalah tugas yang sangat berat. 

Hal ini tidak hanya berlaku di Indonesia saja, tapi di negara lain pun, hal ini juga menjadi persoalan utama. Bahkan bagi negara-negara besar yang sudah maju sekalipun, dalam jangka panjang, negara-negara tersebut tetap berusaha menjaga kestabilan negaranya, karena hukum alamnya, setiap negara akan selalu mengalami lika liku persoalan dan pasang surut masalah yang harus dihadapi.

Dari tulisan ini, bisa jadi ada sebagian pembaca yang memiliki anggapan bahwa penulis tidaklah pantas membahas hal-hal yang terlalu besar dan luas cakupannya seperti ini, apalagi sampai menggeneralisir persoalan dan sampai harus menyebut serta melibatkan negara-negara lain dalam pembahasannya. Karena hal-hal yang bersifat umum dan teoritis, sudah banyak dibahas dan dikaji oleh para pakar yang berkompeten di bidangnya masing-masing. Sehingga bagi sebagian orang tersebut, tulisan penulis ini merupakan pendapat tidak berdasar yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

Penulis tidak bermaksud mengada-ada atau sok tahu terhadap masalah-masalah besar tersebut. Kalaupun dipaksa untuk menganggap bahwa penulis memang seperti itu, maka anggap saja tulisan penulis ini sebagai pendapat orang awam atau bahkan anggap saja sebagai tulisan fiksi yang adalah suatu kebetulan belaka jika ada kemiripan dengan dunia nyata.

Dalam setiap tulisan yang dibuat penulis, tujuan utamanya hanyalah untuk berbagi pemikiran atau pendapat yang meskipun belum bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, tapi paling tidak penulis telah berusaha menggunakan logika-logika umum dan hal-hal paling mendasar yang kebenarannya sudah banyak diketahui orang banyak, sehingga para pembaca sudah bisa langsung menilai apakah pemikiran atau pendapat penulis ini benar atau salah.

Jika sampai ada yang mempermasalahkan latar belakang penulis yang berasal dari kalangan orang awam yang tidak dikenal dan tidak memiliki prestasi yang menonjol sedikitpun apalagi karena penulis masih memiliki banyak kekurangan, kelemahan, kesalahan, bahkan keburukan, yang mungkin bagi sebagian orang, tidak layak untuk tampil dan mewarnai pemikiran para tokoh besar dunia, maka bukan berarti hal itu menjadi halangan bagi penulis untuk berkarya dan mengekspresikan pemikirannya dalam bentuk tulisan. 

Meski penulis bukanlah siapa-siapa, tetapi penulis berhak untuk bermimpi sebesar-besarnya dan setinggi-tingginya. Hal ini pun berlaku untuk semua orang, asalkan impiannya masih bersifat positif dan syukur-syukur berkaitan dengan persoalan banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun