Promblematika di negara Indonesia begitu kompleks. Seraya mengatakan setiap tahun terus dilanda masalah. Masalah satu belum selasai, tumbuh lagi masalah. Begitu terus berputar, tampa ada yang tahu kapan masalah itu akan selesai. Masalah itu seperti, kemiskinan yang terus meningkat, hukum masih tebang pilih, pendidikan belum merata, hingga radikalisme dan intoleransi masih menjadi bayang-bayang ancaman negara kita.
Jika kita merenungkan permasalahan ini, jika dibebankan kepada pemerintah saja tentu tidak fair dalam mengatasi semua masalah ini. Pemerintah membutuhkan masukan sebagai mitra dalam melaksanakan roda pemerintah.
PMII sebagai organisasi keislamaan yang rahim pergerakan rakyat telah berkhidmah terhadap republik Indonesia selama 60 tahun. Sebagai organisasi yang lahir pada tahun 1960. Kiprah organisasi ini mengalami pasang surut dalam mengawal republik ini. Mulai dari melawan rezim orde baru hingga pasca reformasi, PMII sudah asam garam melewati fase itu semua.
Jangan diragukan perjuangan sahabat-sahabat PMII yang telah mewakafkan waktu,tenaga dan pikiran terhadap organisasi ini. Ide dasar pendirian PMII bermula dari kuatnya mahasiswa Nahdliyin untuk suatu wadah mahasiswa yang berideologi Ahlussunah Wal Jamaa’ah (Aswaja).
Sebelumnya berdiri organisasi ini, sudah ada berdiri organisasi tetapi masih bersifat lokal, seperti ikatan mahasiswa Nahdtlatul Ulama (Imanu) berdiri pada 1955 Jakarta. Kemudian berdiri Persatuan Mahasiswa Nahdlatul Ulama di Bandung. Ada pula mahasiswa Nahdliyin tergabung dalam barisan ikatan pelajar Nahdlatul Ulama yang berdiri di perguraan tinggi.
Konferansi Besar IPNU pada tanggal 14-17 Maret 1960 yang dilaksanakan di Kaliurang Yogyakarta menjadi saksi bisu disepakati untuk berdirinya organisasi kemahasiswaan Nahdliyin.
Kemudian dibentuk panitia sponsor, Said, bersama Khalid, Ubaid, Syukri, Hilman, Ismail, Nakhrowi, Suaidi, Mansyur, Jaelani, Huda, Kholid, dan Husein, salah satu dari 13 orang bernama “Panitia Sponsor” yang dibentuk di Kaliurang. Disebut sponsor karena kelak ke-13 orang itu merumuskan pendirian organisasi mahasiswa NU yang selama ini diidam-idamkan.
Hasil musyawarah tersebut diumumkan di Balai Pemuda pada tanggal 21 Syawal 1379 Hijriyah atau bertepatan dengan tanggal 17 April 1960. Maka mulai saat itulah PMII berdiri dan tanggal 17 April 1960 dinyatakan sebagai hari jadi PMII yang diperingati dengan istilah Hari lahir (Harlah).
PMII pasca dibentuk banyak mahasiswa-masiswa nahdiliyin yang bergabung. PMII menjadi wadah baru untuk berdikusi, belajar, hingga advokasi kepada masyarakat kecil. Geliat politik kampus-kampus di Indonesia, sahabat-sahabat PMII mampu menyuarakan melalui kader-kadernya di senat.
Dalam perjalanan PMII dari awal hingga saat ini memang tak mudah, Sikap represif di dalam pemerintah orde baru membuat PMII sebagai organisasi yang masih baru menghadapi tantangan. PMII tetap ada tampa terkotak-kotak. Itu berarti kader-kader PMII mampu berjuang melewati fase kritis dengan semangat yang loyal dan kader mempunyai jiwa dedikasi dalam diri anggota terhadap PMII.