Hari ini Sabtu, 2 Juli 2022 mengingatkan ku kembali pada peristiwa dua puluh tahun yang lalu. Yang mana saat itu saya menjadi peserta micro teaching pada seleksi rekrutmen tenaga pendidik di salah satu lembaga sekolah menengah pertama di Semarang. Dan hari ini saya menjadi tim penilai micro teaching peserta rekrutmen tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada madrasah di bawah naungan yayasan Riyadlotut Thalabah Sedan Rembang tempat saya mengajar saat ini untuk formasi Pendidikan Agama Islam (PAI).Â
Rasa nerves, grogi yang mungkin dialami para peserta juga saya alami saat itu. Berusaha menampilkan yang terbaik. Mulai dari persiapan penampilan, pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran sampai persiapan mental saat pelaksanaan micro teaching.
Pada tahun ini untuk formasi PAI diikuti oleh 8 peserta tapi ada 1 peserta yang tidak hadir dengan tim penilai 3 orang. Alokasi waktu yang diberikan kepada peserta masing-masing 30 menit dan selaku anak didiknya adalah para peserta micro teaching sendiri.
Sebagai tim penilai saya berusaha bersikap profesional, menilai apa adanya  setiap peserta sesuai dengan instrumen penilaian yang telah disiapkan oleh panitia.
Aspek yang dinilai dari setiap peserta di antaranya kemampuan membuka pelajaran, penampilan dalam mengajar, penguasaan materi, proses pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran, evaluasi, kemampuan menutup pelajaran dan penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan rentang skor 1-5 pada masing-masing indikator dari setiap aspek.